Seiring perkembangan zaman, kini masyarakat telah dimudahkan dengan hadirnya layanan pelanggan (customer service) berbasis digital. Layanan ini sejatinya disediakan untuk menampung dan menyelesaikan segala keluhan maupun pertanyaan dari para pelanggan tentang produk atau service yang digunakan.
Dengan adanya digital service, kamu tak perlu repot-repot datang dan mengambil nomor antrean. Hanya dengan “ketik dan kirim”, permasalahan dan pertanyaanmu pun bisa langsung terjawab.
Sayangnya, layanan yang dianggap membantu ini ternyata banyak disalahgunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Mereka akan menyamar sebagai customer service asli dan mengelabui nasabah. Akibatnya, nasabah yang terkecoh bisa mengalami kerugian karena data pribadinya diretas atau bahkan tak menutup kemungkinan akunnya pun ikut dibobol.
Ciri-Ciri Customer Service Palsu

1. Menggunakan Identitas yang Identik dengan Akun Asli
Biasanya customer service palsu akan menggunakan foto profil, bio, hingga nama yang serupa dengan akun asli yang ditiru.
2. Memiliki Jumlah Followers yang Sedikit
Karena memiliki jumlah nasabah yang begitu besar, maka mustahil jika akun layanan pelanggan tak memiliki followers yang banyak. Untuk itu, sebelum kamu mengajukan komplain melalui media sosial, sebaiknya kamu periksa dahulu jumlah followers dari akun tujuanmu. Ini sebagai salah satu bentuk antisipasi agar kamu tidak terjebak penipuan akun bodong.
3. Menggunakan Username yang Rumit
Penggunaan username menjadi hal penting bagi suatu akun agar mudah diingat oleh para pengikutnya. Nah, jika username-nya cukup rumit, apalagi untuk akun layanan pelanggan, maka kamu patut memberikan perhatian dan kewaspadaan yang lebih.
Karena biasanya, username akun layanan pelanggan yang asli dibuat se-simple mungkin tanpa banyak menggunakan kombinasi huruf kecil atau kapital, angka, dan simbol lainnya.
Untuk lebih memastikan dan menghindari hal yang tak diinginkan, ada baiknya sebelum kamu mengajukan komplain, kunjungi terlebih dahulu profil akun tersebut dan periksa dengan teliti.
4. Membujuk untuk Berkomunikasi Melalui WhatsApp
Tidak jarang, oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut juga akan meminta dan membujukmu untuk berkomunikasi melalui nomor WhatsApp.
5. Meminta Data-Data Penting
Nah, ketika kamu mengajukan komplain dan dimintai data pribadi yang begitu detail, itu artinya kamu harus berhati-hati. Biasanya, oknum tidak bertanggung jawab tersebut akan memintamu untuk menyebutkan data-data pribadi yang bersifat krusial. Seperti, kode OTP, nomor kartu kredit atau debit, hingga nomor CVV.
Padahal itu semua merupakan data yang hanya boleh diketahui oleh penerima / pemilknya saja. Satu hal yang perlu diingat dan ditanamkan dalam pikiran, bahwa akun customer service yang asli tidak akan pernah meminta data se-detail itu.
Jangan Panik dan Selalu JAGA Keamanan Data serta Akun Kamu
Berada di situasi darurat memang membuat emosi serta pikiran menjadi tidak stabil hingga menimbulkan kepanikan. Inilah yang menjadi dasar kamu terburu-buru dalam melakukan atau memutuskan sesuatu, termasuk salah satunya menghubungi customer service. Karena panik dan takut, kadang kamu tak memeriksa dengan teliti, sehingga sangat mungkin jika kamu akan masuk dalam perangkap penipu.
Untuk itu, ketika akan menggunakan layanan customer service, pastikan untuk tidak panik. Tetap tenang dan teliti terlebih dahulu akun yang akan dihubungi agar tak sampai mengalami hal yang tak diinginkan. Seperti, membocorkan data pribadi.
Karena sejatinya informasi pribadi tidak boleh diberitahukan kepada siapapun. Informasi seperti kode OTP hanya boleh diketahui oleh penerimanya saja. Mari menjadi pengguna aplikasi digital dan media sosial yang berpengetahuan dan bijaksana dari sekarang!
Baca Juga Artikel Lainnya:
You must be logged in to post a comment.