Berbicara mengenai lembaga penyedia pinjaman dana keuangan, tentu tak bisa lepas dari peran bank sebagai salah satu pionir adanya layanan ini. Kehadirannya yang cukup mudah ditemui secara tidak langsung telah memberikan jalan serta kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dana.
Dengan menawarkan pinjaman dana ini, bank bisa memutar alokasi dananya serta menyelamatkan perekomian masyarakat yang sedang terpuruk.
Di Indonesia, masyarakat bisa memilih satu di antara dua jenis pinjaman yang ditawarkan bank, yaitu pinjaman dana konvensional dan pinjaman dana syariah. Keduanya memberikan penawaran yang sama, yaitu sama-sama membantu seseorang yang sedang membutuhkan bantuan dana. Hal yang membedakan adalah prinsip pelaksanaanya.
Pada pinjaman dana konvensional, nasabah dibebankan adanya bunga pinjaman. Namun, pada pinjaman dana syariah, hal tersebut tidak diterapkan. Seluruh transaksi yang dilakukan pada lembaga syariah ini berkiblat pada kaidah-kaidah yang dianjurkan oleh Islam.
Meskipun demikian, masyarakat tetap harus memahami perbedaan antara pinjaman dana syariah dan konvensional. Selain itu, perlu juga mempelajari keuntungan dan kerugiannya guna dijadikan bahan pertimbangan saat mengajukan pinjaman.
Untuk lebih memahami lagi seluk beluk pinjaman dana syariah, kamu bisa membaca selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Pinjaman Dana Syariah
Secara garis besar, pinjaman dana syariah merupakan suatu metode pinjaman dana dengan sistem pengembalian yang telah disesuaikan dengan prinsip syariah. Pada jenis syariah, tidak mengenal istilah bunga pinjaman. Sebagai gantinya, penyedia layanan syariah menawarkan program bagi hasil antara nasabah dan lembaga yang bersangkutan.
Terdapat beberapa hal yang tidak boleh ada dalam bank syariah, di antaranya:
- Penambahan pendapatan yang tidak sesuai syariat (riba).
- Transaksi untuk sesuatu yang tidak pasti (maisir), objeknya tidak jelas keberadaan wujudnya (gharar), dan dapat memicu ketidakadilan (zalim).
Jenis Pinjaman Dana Syariah
Sesuai dengan tujuannya yakni memberikan bantuan kucuran dana pada masyarakat yang membutuhkan, pinjaman dana syariah ini dapat diakses oleh siapapun. Secara umum, jenis pinjaman yang diberikan hampir sama dengan bank konvensional, yaitu KPR, KKB, modal usaha, dan lain sebagainya.
Hal yang membedakan adalah sistem pembiayaanya yang bermacam-macam. Dalam hal ini, bank berperan sebagai intermediasi uang tanpa memberi bunga pada dana pinjaman yang diserahkan pada nasabah. Nah, sebagai gantinya ada beberapa metode pembayaran yang bisa dipilih nasabah, di antaranya:
1. Sistem Bagi Hasil

Jenis pinjaman dana syariah pertama adalah sistem bagi hasil. Perlu diketahui bahwa bank syariah bisa memberikan dana sebesar 100% dari total yang diajukan nasabah, di mana hal tersebut belum tentu bisa diberikan oleh bank konvensional.
Namun, bisa juga bank hanya memberikan sebagiannya saja karena dana merupakan hasil patungan dengan nasabah.
Terdapat dua jenis sistem bagi hasil yang diterapkan dalam pinjaman syariah, yaitu profit dan revenue atau yang dikenal dengan nama nisbah.
2. Sistem Sewa

Jenis pinjaman selanjutnya adalah prinsip sewa. Nasabah biasanya harus menyetujui perjanjian sewa dengan tenggang waktu tertentu kemudian pada akhirnya akan ada perubahan status kepemilikan barang sesuai dengan kesepakatan bersama.
3. Prinsip Jasa Pelayanan
Sedangkan pada jenis pinjaman yang terakhir, akan ada perjanjian antara kedua belah pihak yang mana biasanya terdapat L/C atau Letter of Credit untuk menyetorkan dana ke pihak lain.
Nah, dengan mengetahui jenis-jenis pinjaman syariah ini, diharapkan kamu bisa memilih dengan tepat sesuai dengan tujuan, ya. Jadi, kamu melakukan pembiayaan berdasarkan prinsip pelayanan.
Jenis Akad
Pada sistem pinjaman dana syariah ini, nasabah akan diberikan opsi akad sebagai perjanjian yang disetujui kedua belah pihak. Berikut adalah beberapa jenis akad yang diterapkan pada pinjaman syariah:
1. Akad Mudharabah
Pada akad ini, pihak bank sebagai pemilik modal akan memberikan dana atau harta kepada nasabah. Sebagai imbalan, akan ada pembagian keuntungan di akhir sesuai dengan kesepakatan bersama. Biasanya, akad ini digunakan untuk pembiayaan modal usaha perdagangan.
2. Akad Al Musyarakah
Jenis akad yang kedua adalah Al Musyarakah yang mana dua belah pihak (dalam hal ini bank dan nasabah) sepakat untuk saling berkontribusi dalam membangun atau mengembangkan sebuah usaha dengan masing-masing pihak mampu dan bersedia saling berkontribusi.
3. Akad Al Muzara’ah
Akad Al Muzara’ah ini biasanya digunakan untuk nasabah yang membutuhkan bantuan di bidang pertanian. Di sini, pemilik lahan akan memberi izin penggarap untuk mengolah, menanam, dan memelihara lahannya. Di akhir, akan ada imbalan yang bisa diperoleh oleh penggarap.
4. Akad Al Musaqah
Sama dengan akad Al Muzara’ah, pada akad Al Musaqah penggarap lahan hanya memiliki tanggung jawab untuk memelihara. Sebagai imbalan, penggarap nanti akan mendapatkan nisbah dari hasil panennya.
5. Akad Ijarah Wa Iqtina
Dalam akan ijarah wa iqtina, bank akan berperan sebagai pembeli barang yang diinginkan nasabah. Selanjutnya, nasabah akan menyewa barang tersebut dalam rentang waktu yang telah disepakati. Setelah rentang waktu penyewaan selesai, nasabah berhak untuk memiliki barang tersebut.
6. Akad Mutanaqishah
Ketika menggunakan akad jenis ini, artinya bank dan nasabah memiliki peran yang sama dalam menaruh modal untuk membeli suatu barang.
Jika kamu masih bingung mengenai perbedaan jenis akad di atas, tak perlu khawatir karena pihak bank akan menjelaskan secara detail saat kamu akan mengajukan pinjaman. Sampaikan tujuan dari peminjaman dana yang kamu lakukan, maka pihak bank akan menyarankan akad mana yang sesuai untuk dipakai.
Keuntungan Pinjaman Dana Syariah
Dengan mengambil pinjaman berbasis syariah, kamu akan mendapatkan beberapa keuntungan, di antaranya:
- Halal

Melakukan pinjaman dana di bank syariah sudah pasti terjamin kehalalannya, sebab segala prosedur yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Jadi, kamu tidak perlu khawatir lagi tentang permasalahan riba atau hal lain yang bertentangan dengan syariat Islam.
- Fasilitas yang Sama dengan Bank Konvensional
Ketika menggunakan bank syariah, fasilitas yang kamu dapatkan pun tidak kalah dengan bank konvensional. Bahkan, beberapa di antaranya sama persis, hanya saja berbeda pada prosedur dan akad perjanjian yang dilakukan.
- Berbagi Risiko
Jika kamu menggunakan pembiayaan konvensional, sebagai nasabah kamu akan menanggung risikonya ketika tidak dapat mengembalikan pinjaman. Namun dalam prinsip syariah, bank selaku kreditur juga akan ikut menanggung risiko tersebut.
Ketersediaan Pinjaman Dana Syariah
Jika berbicara mengenai administrasi, kelengkapan dokumen yang diperlukan antara pinjaman dana syariah maupun konvensional tidak lah jauh berbeda.
Satu hal yang menjadi perbedaan adalah bahwa pinjaman dana syariah menawarkan produk yang tidak terdapat di dalam pinjaman konvensional, seperti dana untuk pendidikan, pembiayaan haji, dan lain sebagainya.
Kelemahan Bank Syariah
Meskipun menawarkan berbagai kemudahan, bukan tidak mungkin bank syariah juga memiliki kelemahan, lho. Inilah beberapa kelemahan dari Bank Syariah:
1. Terlalu Berprasangka Baik
Dapat dikatakan bahwa bank dengan sistem syariah terlalu menaruh prasangka baik pada nasabahnya. Prinsip yang mereka anut secara tidak langsung membuka kepercayaan bahwa semua orang yang terlibat dalam bank Islam adalah jujur.
Padahal, tidak sepenuhnya hal tersebut dapat dibenarkan. Akibatnya, diperlukan usaha tambahan untuk mengawasi nasabah yang menerima bantuan dana.
2. Perhitungan yang Rumit

Pada sistem bagi hasil, diperlukan perhitungan laba-rugi yang cukup rumit. Apalagi jika nilai simpanannya kecil dan tidak tetap. Hal ini dapat membuka peluang adanya kesalahan perhitungan yang bisa merugikan. Untuk itu, diperlukan ketelitian yang lebih dibandingkan dengan bank konvensional.
3. Tenaga Profesional di Bidangnya
Karena adanya tingkat kerumitan perhitungan sistem, bank syariah perlu merekrut tenaga yang cukup profesional di bidang ini guna memperkecil risiko kerugian yang bisa datang kapan saja. Para pekerja di sini pun harus ekstra hati-hati dan teliti dalam menghitung serta memroses data.
Nah, itulah beberapa infomasi mengenai pinjaman dana syariah yang perlu kamu ketahui. Memang kehadiran pinjaman ini belum begitu akrab di masyarakat, tapi tidak ada salahnya untuk mencari tahu, kan?
Meskipun begitu, kamu tetap harus waspada ketika ingin mengajukan pinjaman dana. Ajukan pinjaman ketika memang sangat dibutuhkan. Pilih metode pinjaman yang aman, terpercaya, dan sesuai dengan prinsip kamu. Gali informasi sebanyak mungkin untuk menghindarkan kamu dari risiko kerugian akibat pinjaman.
Baca Juga:
You must be logged in to post a comment.