Tren fashion terus berubah dari waktu ke waktu, demikian juga dengan hijab style yang kian hari kian beragam. Pada dasarnya hijab digunakan untuk menutup aurat kaum hawa agar makin diantarkan pada ketakwaan. Namun bukan berarti para hijabers tak bisa tampil gaya.
Kini, sudah tersedia beraneka macam pilihan hijab menarik untuk mendukung busana muslim. Dengan pangsa pasar tersendiri yang makin besar, berbisnis di ranah modest wear ini pun kian diminati karena menjanjikan keuntungan menggiurkan.
Kamu pun bisa mempunyai income besar, bahkan membuka lapangan kerja bagi orang banyak dengan menjajal bisnis di bidang ini. Bagi kamu yang tertarik untuk melakoni bisnis hijab, simak rangkaian informasi yang diperlukan untuk memulainya.
Kenali Dulu Beragam Jenisnya

Pada dasarnya, modest wear bersifat tidak ketat, menutupi aurat, tidak transparan, tidak juga berlebihan apalagi mengesankan kesombongan. Terdapat perbedaan signifikan antara jilbab dan hijab, karena hijab belum termasuk jilbab.
Hijab yang secara harfiah berarti “penghalang” merupakan busana yang menutupi seluruh tubuh dari atas kepala sampai kaki. Adapun jilbab merupakan busana yang menutupi aurat tanpa memperlihatkan lekuk bentuk tubuh.
Ada pula khimar yang merupakan tudung penutup kepala, leher sampai dada. Model syariat (syar’i) bahkan lebih panjang hingga menutupi bagian bokong serta paha. Sementara itu, cadar alias niqab ialah kain penutup untuk wajah wanita sehingga yang tersisa hanya bagian matanya saja.
Di era pandemi seperti sekarang, kamu bisa menyediakan masker modifikasi dengan model niqab. Alternatif lain dari cadar/niqab adalah burqa, busana mirip mukena dengan kain jaring yang menutupi bagian mata pada wajah wanita.
Ketahui Beraneka Macam dan Modelnya

Sebelum menentukan hijab jenis apa saja yang hendak dijual, kamu juga perlu mengetahui beraneka macam modelnya. Terdapat berbagai model kerudung yang paling laku di pasaran, hingga yang sedang in.
Model paling basic and simple adalah kerudung segi empat yang umumnya berbahan tipis. Selain itu, ada juga kerudung segi tiga dengan bandana yang cocok dikenakan untuk acara formal hingga pesta.
Selain itu, terdapat kerudung bergo yang identik dengan kesan praktis dan mudah. Sementara kerudung jenis pashmina lebih diminati muslimah yang senang berkreasi dengan beraneka macam bentuk. Pashmina satin, ima, velvet, sifon, diamond dan rawis merupakan jenis yang laku keras di pasaran dan kembali trend di tahun 2021 ini.
Sementara kerudung rajut, kerudung instan dan ciput lebih cocok bagi mereka yang bergaya casual di kesehariannya. Kerudung jenis ciput sangat pas untuk menutupi rambut sekaligus menahan posisi kerudung agar tak bergeser dan tetap rapi.
Buat Business Plan dan Analisa
Kamu dapat memulai dengan merancang perencanaan bisnis serinci mungkin. Lakukan riset dan dapatkan segala informasi yang diperlukan untuk membuat konsep bisnis. Tentukan jenis dan macam hijab yang hendak dijual. Apa saja jenis, model serta macam-macamnya.
Terdapat dua jenis opsi yang dapat kamu pilih untuk memulai bisnis hijab. Opsi pertama, kamu bertindak sebagai produsen dengan memproduksi serta mendesain berbagai item sendiri. Kedua, kamu bisa menemukan pemasok yang cocok, kemudian menjualnya kembali—seperti reseller/dropshipper.
Opsi pertama tentu akan lebih menguras tenaga dan fokus karena kamu wajib mengerjakan segalanya. Termasuk mengetahui jenis kain terbaik untuk berbagai desain hijab. Secara umum, beberapa jenis kain yang disukai market ialah viscose, ceruti, sifon, toyobo, wolfis, maxmara, corn skin, rayon, voile, poly cotton dan satin.
Kemudian rancang beberapa skema keuangan dan mulailah mendata berapa biaya operasional yang diperlukan. Sesuaikan business plan kamu dengan modal yang tersedia.
Jika menjadi produsen terlalu muluk, kamu bisa mengambil baby step dengan menjadi reseller atau dropshipper terlebih dahulu. Seiring dengan berjalannya bisnis, kamu bisa mengembangkan usaha dan bersiap untuk menjadi produsen.
Sesuaikan dengan Modal yang Ada

Menjadi produsen bisnis hijab berarti kamu akan memproduksi sendiri segala fashion item yang dijual. Tentunya pilihan ini akan merogoh saku cukup dalam lantaran tak sedikit modal yang perlu digelontorkan.
Lain halnya jika kamu hendak menjadi reseller atau dropshipper. Reseller mendapatkan barangnya dari distributor/pemasok. Kemudian mereka membeli dari pemasok untuk dijual kembali.
Sedangkan dropshipper hanya menawarkan produk ke calon konsumen. Jika ada calon pembeli yang tertarik, barulah dropshipper memesan barang (diteruskan ke pemasok). Nantinya, pengiriman barang akan dipaketkan oleh distributor/pemasok ke pembeli.
Bagi pemula yang terbatas modal atau juga masih belajar, menjadi reseller dan dropshipper bisa dijadikan pilihan untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman berbisnis hijab.
Bagaimanapun, pengalaman adalah guru terbaik. Jika omset sudah semakin besar dan mendatangkan income, kamu dapat menyisihkan laba untuk dijadikan modal memproduksi hijab dengan brand sendiri.
Pilih Branding dan Packaging yang Menarik

Bisnis yang sukses tak hanya menyediakan kualitas produk bermutu tinggi, tapi juga business plan yang matang. Selain itu, branding dan packaging yang menarik juga bisa berpengaruh pada citra bisnis, harga produk hingga kelas di pasaran.
Temukan branding yang unik dan menarik. Pastikan juga packaging yang kamu buat menarik minat pembeli. Kamu juga bisa membentuk berbagai branding menonjolkan mutu produk agar promosi dapat lebih memikat calon pembeli. Di antaranya seperti hijab stylish, hijab trendy, hijab sport untuk muslimah yang hobi olahraga dan lainnya.
Tentukan Harga yang Sesuai dengan Promosi Tepat
Berbisnis memang lebih berisiko bila dibandingkan dengan bekerja sebagai pegawai perusahaan. Itulah sebabnya kamu perlu menyiapkan mental dan modal terkait besaran income.
Tentukan harga jual yang pas sesuai produk, target market yang dituju, hingga tren yang ada. Mulailah mempromosikan produkmu ke keluarga hingga lingkungan pertemanan dan rekan kerja.
Maksimalkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Line dan WhatsApp untuk mempromosikan fashion item yang dijual. Manfaatkan pula keberadaan fitur ads yang tersedia di masing-masing platform tersebut.
Di samping itu, promosikan bisnismu di berbagai e-commerce dan marketplace seperti Tokopedia, Elevenia dan lainnya. Dengan menjajakan produk di berbagai toko online, bisnismu akan semakin dikenal dan menarik minat calon pembeli.
Perhatikan Timing Unggahan dan Display Foto
Perhatikan timing yang tepat untuk mengunggah foto, sebaiknya posting di saat prime time ketika berbagai platform tengah diakses banyak pengguna. Dengan demikian, promosi produk yang dilakukan bisa menjangkau lebih banyak calon pembeli.
Selalu berikan foto serta deskripsi sejelas mungkin terkait produk yang dijual. Semakin rinci informasi yang tercantum, semakin mudah pula bagi pembeli untuk melakukan transaksi.
Pastikan calon pembeli selalu mendapatkan shopping experience yang menarik dan nyaman agar mereka menjadi pelanggan tetap bisnimu.
Bisnis Berkah di Bulan Ramadhan
Mendekati Hari Raya Idul Fitri, berbisnis hijab bisa menjadi ladang income tambahan yang berlimpah. Entah itu secara online maupun offline, lini fashion seputar busana muslim dan muslimah patut dicoba.
Kendati Hari Lebaran masih di rumah saja dan bersilaturahmi masih sebatas video call, namun berbusana secara proper tentu tetap diperlukan. Bahkan kamu bisa menyediakan item tambahan seperti aksesoris, masker cantik, baju koko, baju gamis, mukena, sarung, dan lainnya yang menunjang di Hari Raya.
Besar kemungkinan bisnis hijab yang kamu mulai pun bisa laris manis di bulan suci yang penuh berkah ini. Selamat mencoba dan semoga sukses!
Baca Juga:
You must be logged in to post a comment.