Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa saja mengancam setiap orang yang berprofesi sebagai karyawan. Hal ini bisa terjadi menimpa siapa pun bahkan jika seorang karyawan yang bersangkutan tergolong berkualitas dalam kinerjanya di perusahaan. Yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya adalah, darimana Anda akan menutupi kebutuhan hidup sehari-hari jika hanya mengandalkan uang pesangon saja?
Sudah banyak kisah yang mengutarakan betapa kehidupan seseorang bisa berubah drastis dan menjadi bangkrut setelah mengalami pemecatan. Menjadi jobless tentu tak akan berjalan bagus jika tidak segera ditindak dan diantisipasi. Itulah sebabnya Anda perlu mempersiapkan sejumlah pencegahan untuk berjaga-jaga, jika kemungkinan hal ini terjadi menimpa Anda di kemudian hari.
Lakukan Penyesuaian Gaya Hidup Segera Setelah Dipecat
Sejatinya, memang diperlukan sejumlah penyesuaian hidup agar kondisi keuangan Anda bisa kembali stabil. Kemungkinan besarnya Anda akan perlu melakukan penurunan gaya hidup untuk sementara waktu. Hal ini berguna untuk menghemat sisa uang yang Anda punya dan tetap bertahan hidup hingga Anda menemukan sumber penghasilan yang baru.
Selain mencari sumber dana baru, diperlukan berbagai langkah berikutnya, termasuk mengubah agenda finansial yang Anda punya. Ini berarti Anda perlu memperketat arus pengeluaran serta menghindari sikap konsumtif dan pemborosan.
Ingat untuk Selalu Menyisihkan dana Darurat Selama Masih Bekerja
Para pakar perencana keuangan selalu menyarankan agar setiap individu menyisihkan dana darurat (emergency fund) sejak mereka mendapatkan gaji pertamanya. Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat dana darurat alias emergency fund ini tentu tak serta-merta tersedia begitu saja. Anda perlu membentuknya terlebih dahulu sejak jauh-jauh hari sebelum PHK terjadi.
Dana darurat memang dimaksudkan untuk menutupi kondisi mendesak dan genting bila Anda dipecat. Biasanya, dana darurat akan diambil dari aset yang mudah dicairkan (aset likuid) yang Anda punya. Jika sebelumnya Anda sudah berinvestasi, maka bisa juga Anda mencairkannya sebagai dana darurat. Sedangkan bagi yang belum mempunyainya sama sekali, disarankan untuk membentuk dana darurat dengan menyisihkan sebagian pendapatannya setiap bulan.
Manfaatkan Uang Pesangon dengan Baik
Terlepas dari Emergency Fund, perusahaan akan memberikan pegawainya uang pesangon saat PHK. Sebagai informasi, idealnya, perusahaan yang baik akan membayarkan pesangon kepada karyawan yang dipecatnya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Menurut UU terkait, apabila terjadi pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan secara paksa (bukan karena berakhirnya kontrak atau masa percobaan habis), maka perusahaan yang bersangkutan wajib membayar pesangon, dan atau uang penghargaan masa kerja serta penggantian hak karyawannya.
Sementara itu, pesangon juga akan diberikan perusahaan kepada pegawainya, entah apakah Anda dipecat oleh perusahaan, atau resign dari tempat kerja atas kemauan sendiri secara voluntary.
Uang pesangon diberikan dengan ragam jumlah yang bervariasi, tergantung dari kebijakan perusahaan di mana Anda sebelumnya bekerja serta beberapa faktor lainnya. Besar pesangon bisa dipengaruhi oleh penyebab pemecatan seorang karyawan. Bisa juga tergantung dari masa kerja seseorang di perusahaan tersebut.
Umumnya, karyawan yang sudah bekerja selama setahun dan kemudian dipecat akan berhak menerima pesangon sebesar satu bulan dari gajinya. Sementara itu, karyawan yang bekerja selama tiga tahun atau lebih berhak mendapat pesangon sebanyak empat kali dari gajinya. Biasanya, uang pesangon bagi mereka yang telah bekerja selama lebih dari tiga tahun juga akan ditambah dengan uang penghargaan masa kerja.
Berdasarkan fakta ini, uang pesangon yang akan diterima bisa jadi lebih besar jika Anda sudah bekerja cukup lama di sebuah perusahaan. Akan tetapi, ingatlah bahwa jumlah uang yang besar dalam suatu waktu bisa menjadi berkat hanya jika Anda mengelolanya dengan bijak. Sebaliknya, berapa pun jumlah uangnya, bisa hanya numpang lewat saja jika tidak diatur dengan baik dan bijak. Gunakan uang pesangon Anda sebaik mungkin, setidaknya sampai keadaan genting ini berlalu dan Anda mendapat penghasilan baru.
Baca Juga: Gaji Tidak Kunjung Naik Walaupun Sudah Kerja Keras? Mungkin Ini Alasannya
Segera Cari Pekerjaan Baru dan Hindari Kelola Sisa Uang Pesangon dengan Baik
Para ahli keuangan menyarankan agar sesegera mungkin mencari pekerjaan baru setelah dipecat. Karena bisa saja uang pesangon tersebut digunakan untuk melunasi utang jika sebelumnya Anda terlibat utang piutang. Oleh sebab itu, selagi masih bekerja, Anda dianjurkan untuk menghindari pinjaman yang bersifat konsumtif. Jika masih ada, lunasi sesegera mungkin.
Kelola sebaik mungkin uang pesangon Anda, apalagi jika Anda memang masih belum menemukan sumber pendapatan yang baru. Pasalnya, pengelolaan keuangan yang tak bijak akhirnya hanya akan membuat uang pesangon Anda cepat habis. Tak peduli berapa pun besarnya uang pesangon yang Anda terima, semua itu bisa saja menguap cepat jika tidak diatur dengan bijak dan cermat.
Anda tentu tak ingin mengalami kebangkrutan finansial. Jangan biarkan kondisi keuangan Anda semakin gawat, yuk simak cara-cara bijak dalam mengatur uang pesangon agar tepat sasaran sebagai berikut.
Susun Agenda Finansial Baru

Dipecat bukan berarti akhir dari segalanya. Gunakan uang pesangon yang Anda punya untuk menyongsong masa depan yang baru dengan segera menemukan pekerjaan dan sumber penghasilan baru. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menyusun agenda finansial baru. Atur budget yang Anda miliki saat ini. Sambil menyegerakan untuk mendapat pekerjaan dan pendapatan baru, alokasikan kebutuhan belanja Anda selama tiga bulan ke depan. Hitung berapa biaya hidup Anda untuk tiga bulan mendatang.
Targetkan agar Anda segera mendapat penghasilan baru paling lambat tiga bulan setelah mengalami pemecatan. Semakin cepat Anda mendapat pekerjaan, semakin cepat pula Anda akan kembali berpenghasilan.
Siapkan budget Anda untuk dikonsumsi selama tiga bulan, dan ini mencakup cicilan utang seperti kartu kredit hingga KPR. Idealnya, budget yang dapat dikonsumsi selama tiga bulan dari total uang pesangon adalah 70%. Anda bisa mengalokasikan sisanya untuk tabungan dan investasi.
Ubah dan Sesuaikan Gaya Hidup

Anda ingin mengelola uang pesangon dengan bijak agar tepat sasaran. Oleh karena itu, mengubah gaya hidup merupakan salah satu langkah yang perlu dilakukan. Turunkan gaya hidup Anda menjadi lebih “prihatin” untuk sementara waktu. Terus lakukan sejumlah penghematan ketat dan ekstra sebelum Anda benar-benar menghasilkan uang dan atau mendapat pekerjaan baru.
Alih-alih menjadi konsumtif dan tak terkendali, Anda bisa hidup ekstra hemat dan mengalokasikan sejumlah uang untuk tabungan dan investasi. Jangan sampai seluruh uang pesangon Anda habis dalam sekejap hanya karena dikonsumsi. Investasi yang dimaksud bisa dengan membeli emas, reksadana, menabung di bank atau deposito.
Selayang pandang seputar reksadana, salah satu keuntungan dari reksadana adalah Anda tak perlu dipusingkan dengan bagaimana uang tersebut akan dikelola. Selain itu, umumnya reksadana Anda akan menghasilkan untung yang lebih dari inflasi. Tipsnya, Anda hanya perlu teliti memilih reksadana mana yang paling cocok dengan tujuan Anda.
Sebagai contoh, jika Anda hendak menempatkan uang itu dalam jangka panjang, maka reksadana saham merupakan pilihan yang sesuai. Namun perlu juga diketahui bahwa dalam reksadana ini, Anda sebagai investor juga bisa merugi sewaktu kinerja reksadana yang dibeli ternyata tidak sesuai harapan.
Tabungkan dan Depositokan

Perputaran uang dalam menabung memang tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan berinvestasi. Meski begitu, menabung di bank tetap saja akan lebih aman ketimbang menyimpang uang tunai di rumah. Jika ingin lebih aman lagi, Anda bisa mendepositokan 20-30% dari uang pesangon Anda. Deposito merupakan instrumen pilihan yang tepat untuk investasi yang kurang likuid.
Anda bisa memanfaatkan keberadaan produk deposito yang berjangka waktu pendek. Langkah ini juga berguna sebagai persiapan dana cadangan apabila rencana tiga bulan mencari kerja bagi Anda ternyata tak mengalami hambatan.
Meski bunga deposito tidak sebesar return jenis investasi lainnya, namun tujuan dari menyimpan di deposito ialah untuk menyambung hidup selama Anda belum memperoleh pemasukan yang menyamai gaji Anda terakhir kali.
Jadi selain menghasilkan bunga yang lumayan, menyimpan uang di deposito juga tak mudah diambil. Pasalnya, jika Anda mencairkan uang deposito sebelum waktu jatuh tempo, Anda akan dikenai penalti. Dengan demikian, uang pesangon Anda akan tetap aman dan Anda bisa fokus menghasilkan pemasukan lain.
Menyimpan uang pesangon di rumah dan ditabungkan saja tidak akan cukup aman, karena besar kemungkinan Anda akan tergoda untuk memakainya. Jadikan kondisi prihatin ini sebagai cambuk untuk Anda menghasilkan pemasukan terbaru sesegera mungkin.
Terkait prinsip dasar berinvestasi, ingatlah bahwa risiko berbanding lurus dengan keuntungan. Artinya, semakin kecil risikonya, semakin sedikit juga keuntungan yang bisa Anda dapatkan darinya. Sebelum mendapat penghasilan baru, Anda dianjurkan untuk bermain aman berkenaan uang pesangon Anda.
Anda juga akan ingin berhati-hati agar tak terlibat dengan jenis investasi abal-abal. Jangan mudah termakan oleh bujuk rayu orang tak dikenal. Selalu waspada dan berhati-hati serta investasikan uang pesangon Anda dengan baik dan benar.
Lunasi Cicilan dan Utang Jangka Pendek

Berhubungan dengan poin kedua, turunkan pengeluaran rutin bulanan Anda maksimal sebesar 80% dari penghasilan saat Anda masih bekerja. Langkah ini sudah meliputi (jika ada) cicilan KPR dengan total alokasi sejumlah 48% dari uang pesangon Anda.
Lalu segerakan melunasi cicilan dan utang jangka pendek yang Anda punya. Terutama utang kartu kredit (jika ada). Bagaimana jika ternyata dana tidak mencukupi? Tekan pokok utang Anda dan cicillah seluruh utang credit card sebesar 15% dari penghasilan saat Anda masih bekerja. Persiapan dana ini juga berlaku untuk tiga bulan ke depan, setidaknya sampai Anda menghasilkan pendapatan baru.
Mulai Bisnis Baru

Lantas bagaimana jika setelah tiga bulan Anda masih belum juga mendapatkan pekerjaan baru? Mencoba berbisnis bisa menjadi salah satu opsi alternatif bagi Anda. Memulai bisnis bisa menjadi rencana cadangan jika dalam jangka waktu tiga bulan Anda masih belum mendapatkan pendapatan yang sepadan dengan gaji dari pekerjaan lama.
Mulailah dari usaha kecil-kecilan dan jalani sesuai dengan kompetensi dan minat Anda. Lakukan bisnis yang Anda sukai dan Anda kuasai. Kadang, bidang yang disukai seseorang belum tentu merupakan bidang yang dikuasainya, demikian juga sebaliknya. Yang pasti, seseorang akan bisa karena terbiasa. Sebagai contoh, jika Anda dulu pernah sukses bekerja customer service, besar kemungkinan Anda lebih cocok membuka usaha online atau toko alih-alih membuka apotek.
Ambil sebanyak 20% dari biaya hidup Anda selama tiga bulan untuk dijadikan modal bisnis. Langkah ini dilakukan untuk berjaga-jaga apabila hasil bisnis Anda tak sesuai ekspektasi.
Baca Juga: Jurus-Jurus Cerdas Atur Keuangan untuk Keluarga agar Semakin Makmur
Atur Uang Pesangon dengan Hati-Hati agar Tepat Sasaran
Demikianlah beberapa cara yang dianjurkan untuk mengatur uang pesangon agar tepat sasaran. Jika rencana menemukan pekerjaan setelah tiga bulan masih juga berjalan tak sesuai rencana sedangkan bisnis tak seperti yang diharapkan, langkah terakhir adalah menjual aset berharga yang terbilang likuid. Ini merupakan opsi terakhir. Meski demikian, handphone, laptop dan kendaraan bukan pilihan karena merupakan aset yang berguna untuk menunjang pekerjaan Anda selanjutnya. Selalu ingat untuk mengatur uang pesangon sehemat mungkin agar masa depan lebih terjamin sebelum Anda mendapatkan pekerjaan.
Bingung Kemana Mau Investasikan Uang Pesangon Anda? Kunjungi Website Indodana Sekarang dan Mulai jadi Investor Online!
You must be logged in to post a comment.