Teman Sering Pinjam Uang di Akhir Bulan Ini Cara-Cara Menghadapinya

Teman Sering Pinjam Uang di Akhir Bulan? Ini Cara-Cara Menghadapinya

No comments

Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup yang kian beragam di tengah gaya hidup konsumtif dewasa ini, sebagian orang memilih meminjam uang sebagai jalan keluar. Aksi pinjam meminjam dana tersebut terus dicoba dan dilakukan tak hanya ke berbagai lembaga keuangan seperti perbankan, koperasi, fintech atau rentenir; tapi juga merambah ke hubungan sosial dan keluarga. Padahal, berutang sebetulnya bukan hal yang baik bagi kesehatan keuangan seseorang.

Meski begitu, memang benar bahwa utang tak melulu selamanya buruk. Jelas ada perbedaan signifikan antara utang produktif dan utang konsumtif. Perbedaan tersebut terletak pada penggunaannya. Umumnya, utang produktif ialah uang yang seseorang pinjam untuk membeli beragam aset yang nilainya bisa meningkat.

Biasanya, seseorang membeli aset tertentu dengan uang yang didapatkan dari berutang. Harapannya, agar aset itu bisa menghasilkan uang yang lebih besar lagi daripada nominal utangnya baik utang pokok dan juga bunganya.

Contoh dari utang produktif antara lain seperti kredit modal usaha dan bisnis atau kredit properti. Dengan kata lain, utang produktif bisa menghasilkan pundi-pundi uang yang lebih banyak daripada jumlah utang.

Sedangkan utang konsumtif tidaklah demikian. Seseorang bisa dikatakan berutang konsumtif apabila uangnya digunakan untuk membelanjakan sesuatu yang nilainya tidak meningkat melainkan turun (depreciate) seperti kredit kendaraan bermotor atau kredit barang-barang elektronik. Jika seseorang berutang lalu uangnya dibelikan sesuatu yang tidak mendatangkan uang untuk melunasi pembayaran utang dan bunganya, maka utang tersebut tergolong konsumtif.

Fenomena Gaya Hidup dan Utang Konsumtif

Fenomena Gaya Hidup dan Utang Konsumtif
Fenomena Gaya Hidup dan Utang Konsumtif

Ironisnya, saat ini utang konsumtif kian merajalela menjadi fenomena. Hal ini terjadi bukan hanya karena kaum urban semakin bergaya hidup modern dengan kebutuhannya yang kian meningkat saja. Tapi juga karena layanan pinjaman yang semakin menjamur dan sudah bisa didapatkan dengan lebih mudah.

Saat ini ada banyak lembaga finansial yang menyediakan pinjaman dana secara praktis dan mudah, bahkan tanpa jaminan atau agunan. Meski begitu, suku bunga yang diberikan masih terbilang sangat tinggi. Dan ini belum termasuk dengan adanya potongan biaya administrasi.

Jika sudah begitu, biasanya sejumlah orang akan mulai melirik alternatif lain untuk mendapatkan kucuran dana, biasanya meminjam uang ke teman. Bagaimana jika Kamu yang menghadapinya?

Seringnya, menolak halus permintaan teman yang seperti ini bisa dibilang gampang-gampang susah. Belum lagi jika ternyata temanmu ini terlalu sering meminta bantuan utang hanya demi memenuhi gaya hidup yang konsumtif. Lebih miris lagi jika jika ternyata temanmu tidak memperhatikan rasio hutang dan pendapatannya, alias lebih besar pasak daripada tiang.

Hal ini memang kerap terjadi menimpa banyak orang. Karena terlampau konsumtif, alhasil utang yang ada malah jauh lebih besar ketimbang penghasilannya. Jika sudah begitu, masalah pun malah makin bertambah pelik. Akhirnya banyak orang yang gali lubang tutup lubang dan terjerat utang yang lebih banyak.

Faktanya, memang banyak dari kaum urban dan generasi muda dewasa ini yang terjerat gaya hidup konsumtif dan memaksakan agar semua serba modern serta nyaman. Semuanya tentu saja mahal. Dibutuhkan biaya lebih besar untuk mendapatkannya bila hendak dibandingkan dengan gaya hidup sederhana yang hemat. Hal ini akan menjadi masalah jika kemudian demi memaksakan mewujudkannya, malah membiasakan diri berutang meminjam uang kepada teman.

Baca Juga: 4 Alasan Utama Mengapa Susah Mengatur Keuangan Selagi Muda

Menghadapi Teman yang Sering Pinjam Uang

Menghadapi Teman yang Sering Pinjam Uang
Menghadapi Teman yang Sering Pinjam Uang

Lantas, bagaimana cara menghadapi teman yang sering meminjam uang? Kamu bisa belajar menghadapinya dengan kepala dingin dan jadikan beberapa cara berikut sebagai alternatif untuk menghadapinya.

1. Tutup Rapat Info Penghasilanmu

Sebaiknya jangan biarkan teman-teman atau orang lain mengetahui kapan tanggal Kamu mendapat gaji dan berapa besar penghasilanmu. Berhati-hatilah dalam bergaul. Karena bagi beberapa teman yang kurang baik dan cenderung oportunis, penghasilanmu yang besar dan lebih dari cukup bukan hanya bisa memicu rasa iri mereka, tapi juga membuat mereka berinisiatif untuk pinjam uang.

Tak hanya sekadar meminjam, biasanya orang-orang seperti ini akan memanfaatkan kondisi keuanganmu yang berkecukupan untuk berlama-lama meminjam uang. Saat ditagih, alasannya akan mengarah kepada uangmu yang lebih dari cukup sehingga mereka minta waktu lebih lagi untuk melunasinya. Bahkan, tak jarang yang malah blak-blakan minta utangnya dianggap lunas saja.

Agar Kamu terhindar dari kondisi yang tak mengenakkan ini, sebaiknya tutup rapat-rapat besaran jumlah penghasilanmu dan darimana saja sumbernya. Ganti juga lingkaran pertemananmu bila perlu. Berbuat kebaikan dan menolong sesama memang merupakan keharusan dan perbuatan baik yang mulia. Namun Kamu pun tentu punya batasan dan bisa membedakan mana teman yang manipulatif, dan yang mana teman sejatimu.

2. Beranikan Diri Menolak Tegas

Beranikan Diri Menolak Tegas
Beranikan Diri Menolak Tegas

Sebagai makhluk sosial, bahkan orang yang paling independen dan introvert sekalipun tetap saja masih membutuhkan hubungan pertemanan di dunia ini. Bahkan bagi beberapa orang, demi mendapatkan teman dan demi diterima di lingkungan sosial tertentu, ada saja yang rela dirinya dimanfaatkan terlalu jauh.

Banyak juga yang tidak berani dengan tegas berkata “tidak”. Alasannya bisa beragam, namun biasanya karena masih tetap ingin berteman, dan sebagian lainnya karena merasa tidak tega.

Yang penting untuk diingat adalah, Kamu masih bisa tetap menjadi orang baik dan berkata “tidak”. Tolaklah permintaan teman untuk meminjam uang. Terutama jika memang hal itu tidak membuatmu nyaman atau orang tersebut kelihatan tidak dapat dipercaya. Sebagai contohnya, kamu bisa belajar menolak dengan tegas namun tetap sopan saat temanmu meminta ditraktir jajan makanan dan minuman.

Bila sudah mampu menolak dengan tegas permintaan kecil seperti traktiran, maka besar kemungkinan Kamu pun akan berani menolak tegas temanmu yang hendak berutang meminjam uang.

3. Susun Catatan Keuangan dan Catatan Utang

Susun Catatan Keuangan dan Catatan Utang
Susun Catatan Keuangan dan Catatan Utang

Dengan menyusun catatan keuanganmu, maka secara otomatis Kamu pasti akan lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan dan mengeluarkan uang. Hal ini dikarenakan seluruh anggaran sudah Kamu tetapkan terlebih dahulu. Sehingga kemungkinan besarnya Kamu tidak akan memberikan kesempatan bagi uangmu untuk dipinjamkan karena semua sudah diatur untuk pelbagai pengeluaran dan rencana.

Kamu juga bisa membuat catatan utang untuk mempermudah proses penghitungan uang yang akan dipinjamkan kepada temanmu. Dalam catatan tersebut, catat semua utang temanmu selama ini. Meski cara ini berisiko membuatmu tampak perhitungan dan pelit, namun dengan catatan tersebut temanmu bisa menghentikan kebiasaan buruknya dan diharapkan mampu mengelola keuangannya dengan lebih baik. 

Lagipula, dengan catatan utang yang temanmu punya, Kamu bisa menolak jika dia di kemudian hari hendak kembali meminjam uang kepadamu. Kamu hanya perlu menjabarkan catatan utangnya sehingga diharapkan dia menjadi segan dan enggan berutang kepadamu.

Buat dirinya merasa tidak enak untuk meminjam uangmu dengan memperlihatkan padanya bahwa Kamu pun masih punya banyak tanggungan cicilan dan kebutuhan penting lainnya yang belum terpenuhi. Dengan begitu, dia akan merasa tak enak kepadamu. Lagipula, idealnya, teman yang baik tentu tak ingin terlalu sering merepotkan temannya, apalagi dengan cara meminjam uang.

4. Tunjukkan Gaya Hidup Irit dan Hemat

Teman tidak akan datang meminjam uang kepadamu jika Kamu sendiri menunjukkan gaya hidup irit dan hemat di setiap kesempatan. Salah satunya yakni dengan cara seperti mengurangi frekuensi hang out di café dan restoran mewah serta senantiasa tampil sederhana dan bersahaja.

Terutama ketika akhir bulan, Kamu bisa menolak todongan teman untuk traktir makan dan bercengkerama di café. Atau bisa juga Kamu menyengajakan hanya membawa sedikit uang tunai dari rumah dan menodong balik minta traktiran. 

Cara ini biasanya ampuh dalam menghadapi teman yang hobinya minta dibayari. Jika mereka mengeluh dan minta jatah traktir lantaran tak punya uang, cukup katakan saja hal yang sama. Sejatinya, teman yang baik tentu tidak akan bersikap saling merugikan satu sama lain. Sebaliknya, mereka pasti saling mendukung keputusan masing-masing.

5. Sesekali Gantian Kamu yang Pinjam Uang

Terkadang seseorang tak akan merasakan bagaimana posisinya menjadi orang yang dipinjami uang atau diminta traktiran jika dia tidak mengalaminya sendiri. Terutama jika mereka tergolong pribadi yang kurang peka dan kurang bisa berempati.

Demi pembelajaran untuk temanmu, tak ada salahnya Kamu sesekali gantian menjadi pihak yang meminjam uang dan meminta traktiran. Bagaimanapun, pertemanan adalah hubungan yang take and give di mana kedua belah pihak harus merasa sama-sama bermanfaat bagi satu sama lain—tentunya masih dalam konteks yang positif.

6. Pastikan Siapa Saja Teman Sejatimu

Teman sejati tentu tak akan mempermasalahkan apakah penghasilanmu lebih besar atau lebih kecil darinya. Menolak permintaan temanmu yang hendak meminjam uang bisa mengungkap siapa saja teman sejatimu dan siapa juga orang yang hanya mengaku temanmu saja.

Mereka yang oportunis biasanya tidak tulus dan cenderung hanya memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadinya saja. Jika penghasilanmu cukup besar, tentu Kamu tak mau bila hanya dimanfaatkan saja sebagai sumber kucuran dana alias tempat berutang belaka.

Mungkin di awal Kamu akan merasa khawatir, sedih dan kecewa jika ternyata temanmu pergi menjauh setelah Kamu menolak permintaannya untuk meminjam uang. Sebagai teman yang baik, Kamu bisa mengingatkannya untuk tidak menjadikan berutang sebagai kebiasaan.

Ingatkan dirinya agar dapat keluar dari jerat utang-piutang yang lebih banyak lagi. Jika dia masih tetap menjauh dan pergi, doakan yang terbaik dan bersyukur sajalah karena Kamu sudah mengetahui faktanya bahwa dia bukan teman sejatimu.

Baca Juga: Mau Memberi Pinjaman Uang ke Pacar? Cermati Dulu 5 Hal Berikut Ini Sebelum Kamu Berikan

Ingat untuk Selalu Jaga Privasi Keuanganmu

Hindari pembahasan soal pendapatan dan uang dalam obrolan bersama teman, khususnya teman yang keseringan berutang kepadamu. Pasalnya, jika temanmu mengetahui pendapatanmu sangat besar, bukan tak mungkin dirinya malah merasa tidak bersalah sering meminjam uang. Sehingga ada baiknya jika Kamu hindari saja obrolan yang membahas soal uang dan pendapatan di bersama teman-temanmu. Dengan demikian Kamu bisa terhindarkan dari menjadi objek sumber pinjaman uang.

Pada dasarnya, uangmu merupakan privasi dan hakmu sendiri. Jadi bagaimanapun, Kamu berhak untuk menutup kondisi finansialmu di depan orang lain. Apalagi di depan orang yang sekiranya tidak Kamu percayai. Kamu juga berhak untuk menggunakannya sesuai kebutuhanmu, termasuk menolak memberikan pinjaman kepada orang lain

Ingatlah bahwa jika sudah terlanjur meminjamkan uangmu kepada teman, uang itu tak bisa sepenuhnya dianggap sama seperti menabung. Karena hidup penuh dengan hal tak terduga yang bisa saja terjadi. Kemungkinan terburuknya adalah belum tentu orang yang meminjam uangmu bersedia mengembalikan uang tersebut kepadamu. Sehingga Kamu akan ingin mempertimbangkan risiko ini, bahwa sekali uang keluar untuk dipinjamkan, ada kemungkinan uang tersebut sudah tak bisa diharapkan untuk kembali. Bagaimanapun, pilihan sepenuhnya berada di tanganmu. Semoga bermanfaat. 

Butuh Dana Tambahan untuk Masa Depan? Kunjungi Website Indodana Sekarang dan Mulai Jadi Pemberi Pinjaman Online!

Mulai Jadi Pemberi Pinjaman Sekarang!