teknologi biometrik

Bukan Cuma Buat Media Sosial, Teknologi Biometrik Bisa Bantu Deteksi Penipuan

No comments

Teknologi biometrik merupakan salah satu perkembangan teknologi yang menggunakan ciri-ciri fisik atau perilaku individu sebagai bentuk verifikasi identitas manusia. Biasanya, teknologi ini ditemukan pada smartphone milikmu yang digunakan sebagai pengaman, baik itu pengaman smartphone atau akun-akun yang kamu miliki. Biometrik ini juga digunakan untuk keamanan media sosialmu.

Namun, tahukah kamu bahwa teknologi biometrik ini tidak hanya digunakan sebagai pengaman akun media sosialmu? Ternyata, teknologi ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi penipuan. 

Ya, karena teknologi ini dapat membaca perilaku seseorang. Maka, tidak heran jika teknologi ini bisa mendeteksi penipuan.

Nah, punya teknologi canggih jangan dipakai untuk main media sosial saja. Yuk, cari tahu bagaimana caranya mendeteksi penipuan dengan menggunakan teknologi ini.

Teknologi Biometrik vs Jenis-jenis Penipuan

1. Penipuan yang Berhubungan dengan Kata Sandi

Saat ini, penggunaan teknologi biometrik sebagai pengganti kata sandi adalah hal yang lumrah terjadi. Mungkin kamu salah satu orang yang menggunakan biometrik agar tidak perlu repot mengingat-ingat kata sandi. Ya, itu memang salah satu fungsinya. Tapi, fungsi yang terpenting adalah biometrik ini dapat mengamankan identitas milikmu, terutama di aplikasi perbankan dan media sosial.

Biometrik merupakan teknologi yang menggunakan fisik atau perilaku seseorang. Dengan kata lain, ciri-ciri fisik atau perilaku tersebut unik dimiliki oleh setiap orang. Tidak ada orang lain yang memiliki ciri yang sama seperti kamu.

Maka, jika ada seseorang yang berusaha masuk akunmu, ia tidak akan berhasil. Sudah tidak ada lagi coba-coba kata sandi. Sebab, hanya kamu yang bisa membuka akun tersebut. 

2. Penipuan Verifikasi Ulang

Biasanya, ketika melakukan verifikasi ulang, kamu akan diminta untuk me-reset kata sandimu, menggunakan kode OTP, atau pertanyaan berbasis kecerdasan. Semua metode verifikasi ulang ini dapat diretas oleh para hacker sehingga kamu pun kena tipu.

Namun, jika menggunakan metode verifikasi ulang berbasis teknologi biometrik, hal tersebut tidak akan terjadi. Bahkan, teknologi ini tidak terikat pada suatu perangkat tertentu. Maka, jika HP-mu hilang dan ada penipu yang berusaha membobol akunmu, hal tersebut tidak akan berhasil.

3. Penipuan Digital Onboarding

Ketika kamu menelepon call center bank atau mendatangi customer service bank, kamu akan ditanyakan sejumlah pertanyaan untuk verifikasi data. Sadarkah kamu bahwa pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang dapat dihafal siapapun itu? Biasanya, pertanyaan yang ditanyakan adalah seputar informasi rekening yang kamu miliki, seperti membayar menggunakan apa, membuka rekening di mana, atau bahkan identitasmu seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, dan sebagainya.

Teknologi biometrik hadir agar pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab lagi secara manual. Artinya, keberadaan teknologi biometrik dapat membantu perbankan untuk melakukan verifikasi. Cara kerjanya adalah dengan mencocokkan foto selfie yang mereka miliki dengan wajahmu yang sebenarnya.

Jika kamu mendatangi customer service bank, beberapa bank sudah menggunakan teknologi ini sebagai metode verifikasinya. Kamu akan diminta untuk melihat pada kamera dan membuka masker (jika menggunakannya) dan alat pun akan bekerja untuk verifikasi. Dengan begitu, pihak bank pun mengetahui bahwa kamu bukanlah seorang penipu yang berusaha membobol akun/rekening.

Kecanggihan Teknologi Tidak Hanya Memudahkan, Tetapi Mengamankan

Sebagaimana yang diketahui, perkembangan teknologi memang memudahkan manusia untuk melakukan segala kegiatannya. Bahkan, untuk berkomunikasi saja dapat dilakukan secara jarak jauh dan mencapai orang-orang yang bukan dari satu circle.

Memang perkembangan teknologi dapat memberikan keamanan yang makin ketat pada akun-akun. Meskipun penipuan digital makin hari makin marak, perkembangan teknologi untuk menumpas hal tersebut pun kian hari kian canggih. Sebagai pengguna teknologi pun, kamu harus beradaptasi terhadap perkembangan tersebut agar tidak merasakan kerugian akibat penipuan.

Baca juga Artikel Lainnya: