belanja

Shopaholic, Ini Kebiasaan Belanja Setiap Generasi. Kamu yang Mana?

No comments

Setiap orang punya kebiasaan yang berbeda-beda dalam membelanjakan uang. Tapi secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa perbedaan kebiasaan ini cuma beda-beda tipis kalau orangnya dilahirkan dan dibesarkan dalam generasi yang sama. 

Perlu bukti? Berikut ini kebiasan belanja setiap generasi yang bisa kamu jadikan sebagai tolak ukur untuk diri sendiri. Yuk, langsung dicek!

Kebiasaan Belanja Setiap Generasi

1. Generasi Baby Boomers (1946-1964)

Kebiasaan belanja kalangan baby boomers

Dilansir dari Smartercx.com, sebanyak 80% generasi baby boomers tidak percaya pada produk atau barang yang dipromosikan lewat platform digital. Sebab, sebanyak 70% masyarakat di Amerika Serikat tidak punya penghasilan yang tetap kala itu. Mereka berasumsi kalau rekomendasi dari platform digital kurang bermanfaat.

Baby boomers lebih percaya pada produk yang keluarga, teman, atau kerabat rekomendasikan karena orang-orang ini memang sudah pernah menggunakan produk yang bersangkutan. Jadi, tidak akan mungkin berbohong untuk memperbaiki atau mempertahankan citra suatu barang. Lagipula tidak ada untungnya juga.

Di sisi lain, generasi ini lebih suka membeli barang secara langsung daripada beli online karena mereka bisa melihat wujud atau fisik barang. Mereka juga bisa membandingkan dengan produk lain dari barang yang berbeda. Jadi, peluang timbulnya penyesalan setelah membeli barang bisa dikatakan lebih kecil. 

2. Generasi X (1965-1980)

Kebiasaan belanja kalangan generasi X

Generasi yang acap kali disebut sebagai anak tengah ini punya kebiasaan belanja konservatif atau hati-hati. Mereka tidak mau kemakan iklan, promosi, atau semacamnya cuma karena ilustrasi, gambar, atau penyampaian manfaat produk yang baik. Mereka akan melakukan sejumlah riset terlebih dahulu sebelum membeli suatu barang, sehingga belinya tidak asal-asalan.

Riset dilakukan dengan bertanya lewat forum diskusi online, melihat review, dan antusiasme konsumen saat menggunakan produk tersebut. Beberapa dari mereka juga ingin dijelaskan tentang manfaat atau kelebihan produk secara detail.

Jika target pasar suatu pengusaha atau perusahaan adalah generasi X, pastikan informasi tentang produknya bisa diakses secara online. Entah itu melalui website resmi, e-commerce, atau situs jual beli online lain, jadi mereka tidak meraba-raba saat membeli suatu barang.

3. Generasi Y atau Milenial (1981-1994)

Kebiasaan belanja kalangan generasi Y atau milenial

Apapun aspek dalam hidup, mulai dari mencari informasi, berkomunikasi, hingga berbelanja, semua milenial lakukan lewat internet. Ya, internet sudah menjadi satu kebutuhan yang tidak bisa dilupakan begitu saja dari kehidupan milenial. Karena dengan internet, semua pekerjaan menjadi simpel dan praktis.

Dalam hal berbelanja, misalnya, sekarang sudah banyak toko online yang menyediakan produk yang mereka cari. Mulai dari kosmetik, pakaian, sepatu, sampai bahan makanan pun bisa dibeli secara online dengan pengiriman ekspres.

Meski doyan belanja online, para milenial tidak mau gegabah saat berbelanja apalagi sejak maraknya barang-barang KW atau palsu. Mereka akan mencari tahu cara membedakan produk asli dan palsu supaya mereka terhindar dari maraknya kasus penipuan. Dengan begini, tidak ada satu pihak pun yang dirugikan nantinya.

4. Generasi Z (1995-2010)

Kebiasaan belanja generasi Z

Generasi Z merupakan generasi yang benar-benar merasakan dampak digitalisasi dalam hidupnya, jadi hampir semuanya dikerjakan secara digital. Sehari saja tidak ada internet, maka hidup generasi ini kacau balau karena apa yang dicarinya ada di internet semua. Mau belanja, menghitung utang, membandingkan produk, semuanya lebih praktis melalui internet.

Dengan adanya digitalisasi, generasi Z bisa dengan mudahnya membandingkan suatu produk untuk mendapatkan produk berkualitas. Tentunya dengan harga yang bervariasi karena banyaknya pilihan tempat belanja. 

Satu hal yang tak kalah menarik adalah generasi ini lebih percaya pada rekomendasi dari platform digital daripada mulut ke mulut. Sebab, cakupan pengguna produk sudah jauh lebih banyak, sehingga review pun tidak monoton dengan kalimat yang sama. Beberapa platform juga menyediakan review jujur untuk menjaga kepercayaan konsumen atau pengunjung.

5. Generasi Alpha (2010-2025)

Kebiasaan belanja kalangan generasi alpha

Kehidupan generasi alpha bisa dipastikan jauh lebih modern dibandingkan generasi Z karena teknologi mengambil alih kehidupan. Gaya hidup, mobilitas, dan aktivitas mereka akan berubah drastis. Penggunaan robot dipastikan lebih sering atau mungkin akan ada teknologi temuan terbaru di zaman mereka nanti. 

Alasannya sederhana, yaitu karena mereka ingin membuat perubahan kepada dunia. Dan salah satu perubahan itu akan berdampak pada kebiasaan berbelanja. Mereka lebih suka belanja secara online melalui platform e-commerce, website resmi, atau aplikasi tertentu daripada beli di toko.

Selain lebih praktis, hemat waktu, dan tenaga, beli secara online jauh lebih murah karena berbagai diskon dan cashback yang perusahaan atau toko online berikan. Kemudahan dalam berbelanja akan membuat mereka menjadi lebih konsumtif karena banyaknya variasi produk yang menarik untuk dicoba. Tak heran kalau tingkat persaingan untuk memperoleh kehidupan yang layak nantinya akan lebih tinggi di generasi ini. 

Jangan Menyamaratakan Gaya Hidup Setiap Generasi

Setiap generasi mempunyai pola pikir, kebiasaan, sifat, dan gaya hidup yang berbeda-beda yang otomatis mempengaruhi tingkat konsumsinya. Jadi, jangan menyamaratakan kehidupan mereka dengan kehidupan 10-20 tahun lalu karena perbedaannya pasti signifikan. Lebih baik hargai keputusan mereka dalam membelanjakan uang agar mereka terbiasa mengelola uangnya sendiri.

Baca Juga: