Ketika kamu melakukan transfer uang, baik melalui ATM, bank, atau m-banking, tentunya kamu akan mengirimkan bukti transfer kepada orang yang dituju. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa kamu benar sudah melakukan transfer dana tersebut.
Namun, sering kali pula kamu sebagai resipien uang yang ditransfer tidak memeriksa kembali mutasi rekening dan langsung saja percaya bahwa uang tersebut sudah masuk.
Tahukah kamu, sikap seperti inilah yang sering dimanfaatkan oleh para penipu. Sebab, kini bukti transfer pun dapat dipalsukan. Ingin tahu bagaimana modus penipuan ini terjadi? Simak penjelasan berikut ini.
Target Penipuan Bukti Transfer
Biasanya, penipuan jenis ini terjadi pada orang-orang yang melakukan transaksi secara online. Misalnya, pelaku UMKM, penjual online, dan sebagainya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang yang melakukan transaksi jual beli juga dapat menjadi korban penipuan ini.
Sebab, saat ini transaksi digital sudah menjadi bagian penting dalam hidup manusia modern. Sudah sangat jarang orang yang bertransaksi dengan bertukar uang secara fisik. Kebanyakan menggunakan ATM atau m-banking. Oleh karena itu, semua orang bisa menjadi korban dari penipuan ini jika tidak berhati-hati.
Modus Penipuan Kirim Bukti Transfer
Penipuan ini dilakukan dengan cara penipu mengirimkan bukti transfer pada korbannya secara tiba-tiba. Penipu akan mengatakan bahwa ia sudah mengirimkan sejumlah dana ke rekening milikmu. Biasanya, ada beberapa skenario yang dapat diucapkan oleh penipu.
- Jika terjadi pada online shop, penipu meminta untuk mengurangi jumlah pesanannya.
- Pada kondisi umum, penipu mengatakan bahwa ia kelebihan transfer.
Setelah penipu menyebutkan skenarionya, biasanya penipu akan meminta kembali uang “lebih” yang masuk ke rekeningmu.
Misalnya, seorang penjual makanan online mendapatkan pesanan sebanyak 20 porsi dengan harga Rp20.000 per porsinya. Ketika pesanan sudah masuk, penjual akan memberikan total pembeliannya, yaitu Rp400.000. Lalu, dikirimkannya bukti transfer oleh orang yang mengaku sebagai pelanggan tersebut, dengan nominal Rp400.000. Dirasa sudah benar, penjual pun tidak lagi mengecek mutasi rekeningnya. Namun, setelah pembayaran tersebut, penipu meminta untuk mengurangi jumlah pesanannya karena alasan tertentu dan kemudian meminta untuk mengirimkan kelebihan uangnya kembali.
Karena penjual tidak melakukan pengecekan mutasi, ia tidak mengetahui bahwa sebenarnya tidak pernah ada dana sebesar Rp400.000 masuk ke rekeningnya. Alih-alih mendapatkan keuntungan, penjual tersebut menjadi rugi, jika memang uang tersebut dikembalikan.
Ciri-ciri Bukti Transfer Palsu
1. Font yang Digunakan Berbeda
Memalsukan bukti transfer, berarti memerlukan alat khusus yang tidak sesuai dengan standar suatu bank. Banyak alat editor yang dapat digunakan oleh penipu untuk mengedit bukti transfer. Ketika menggunakan alat-alat tersebut, mungkin saja bentuk dan ukuran tulisannya tidak sama dengan struk aslinya.
Misalnya, jika pada struk aslinya menggunakan font Arial ukuran 8, bisa jadi struk tipuan tersebut menggunakan Calibri ukuran 8. Terkadang hal tersebut tidak begitu terlihat secara kasatmata. Padahal, jika dilihat secara saksama, perbedaan font tersebut dapat terlihat begitu jelas.
2. Nomor Rekening Pengirim Lengkap
Ciri lainnya adalah nomor rekening pengirimnya ditulis secara lengkap. Padahal, struk bukti transfer yang asli tidak menunjukkan kelengkapan dari nomor rekening pengirimnya. Biasanya, nomor rekening yang diperlihatkan hanya beberapa yang dilanjutkan dengan XXXXX.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua bank mengeluarkan bukti transfer yang ditutup sebagian nomor rekening pengirimnya. Maka, tetap perhatikan unsur-unsur penipuan lainnya agar kamu makin yakin.
3. Tulisan Tidak Rapi
Perbedaan struk bukti transfer palsu atau editan dengan yang asli biasanya akan terlihat jelas. Misalnya, penggunaan font yang berbeda, penempatan tulisan yang tidak lurus, dan sebagainya. Padahal, jika dilihat bahwa struk transfer yang asli telah disusun sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan terformat.
Namun, segi estetika ini dapat terlihat begitu rapi jika penipu memiliki keterampilan khusus terhadap editing atau penipu memiliki akses pada AI yang bisa menyesuaikan bentuk dari struk transfer yang asli.
Maka, kamu pun juga harus bijak dalam melihat isinya. Jika dibandingkan, penulisan struk transfer palsu biasanya tidak sesuai dengan ketentuan yang benar atau terdapat kesalahan ketik (typo). Misalnya, tulisan “bank” dituliskan sebagai “bang”.
Tips Terhindar dari Penipuan Bukti Transfer
1. Cek Bukti Transfer
Ketika mendapatkan bukti transfer palsu, hal pertama yang harus dilakukan adalah cek bukti transfer tersebut. Tidak hanya nomor rekening penerima dan nominal yang dikirimkan, tetapi juga ciri-ciri lain seperti yang telah disebutkan di atas. Jika terdapat satu perbedaan, sudah dapat dipastikan bahwa bukti transfer tersebut tidak asli.
2. Cek Saldo dan Mutasi
Pastikan kembali bahwa uang yang ditransfer tersebut benar-benar masuk dengan mengecek saldo dan mutasi. Pastikan pula bahwa nominal yang dikirimkan sesuai dengan yang ada di bukti transfer. Jika mutasi rekening tidak menunjukkan bahwa ada dana yang masuk, bukti transfer yang dikirimkan tersebut palsu.
3. Aktifkan Notifikasi Transaksi
Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengaktifkan fitur notifikasi transaksi. Fungsi dari fitur ini adalah untuk memberitahu bahwa ada dana yang keluar atau masuk ke rekeningmu. Dengan begitu, kamu dapat mengonfirmasi terlebih dahulu bahwa ada dana yang masuk ke rekening, sebelum mengecek mutasi rekening. Agar lebih pasti, setelah mendapatkan notifikasi tersebut, cek kembali mutasi rekening.
4. Ketahui Pengirim Bukti Transfer
Transaksi dengan orang yang dikenal akan lebih aman dibanding dengan orang yang tidak dikenal. Namun, jika kamu harus bertransaksi dengan orang yang tidak dikenal, misalnya transaksi jual beli, pastikan kamu memang mengetahui bahwa ada dana yang akan masuk ke rekeningmu.
Misalnya, kamu seorang penjual yang telah berinteraksi terlebih dahulu dengan calon pelanggan. Tentunya, riwayat percakapan tersebut akan ada terlebih dahulu sebelum pelanggan mengirimkan bukti transfer.
Jika ada seseorang yang mengirimkan bukti transfer secara tiba-tiba, kamu patut waspada terhadap orang yang mengirimkan bukti transfer tersebut. Kemungkinan besar yang memberikan bukti transfer tersebut adalah seorang penipu.
Jadilah Teliti dan Selalu Waspada
Nyatanya, bukti transfer dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat seperti bukti transfer asli. Karena pengiriman bukti transfer sudah umum terjadi, penipu pun menemukan celah penipuan. Maka, waspadalah jika menerima bukti transfer karena tidak semua bukti transfer digunakan sebagaimana mestinya.
Baca juga Artikel Lainnya: