shift kerja

Suka Dapat Shift Kerja Malam? Jaga Kesehatan dan Produktivitasmu dengan Cara Ini!

No comments

Mematuhi peraturan dan menerapkan budaya perusahaan dalam setiap aspek pekerjaan merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh para karyawan sebagai representatif perusahaan. Meski terkadang, mereka harus merelakan kenyamanan dalam menjalankan kewajiban tersebut. 

Penerapan kebijakan kerja shifting merupakan salah satu contoh budaya perusahaan yang harus dijalankan dengan mengorbankan kenyamanan karyawan. Pasalnya, akan ada sebagian karyawan yang harus bekerja pada jam malam di mana seharusnya mereka beristirahat. 

Tak hanya itu, karyawan yang bekerja malam secara terus-menerus juga lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kanker payudara, kanker prostat, nyeri otot, gangguan pada sistem pernafasan, serta gangguan sistem pencernaan. 

Hal tersebut diakibatkan oleh perubahan jam tidur atau jam istirahat yang menyebabkan terjadinya gangguan pada siklus atau ritme kardian, yakni sebuah proses alami yang dilakukan oleh organ tubuh manusia dalam mengatur metabolisme tubuh. 

Jika kamu seorang karyawan dan sering melakukan kerja malam atau bekerja hingga larut malam, maka simak pembahasan berikut untuk mendapatkan tips-tips menjaga kesehatanmu!

Mengenal Shift Kerja Malam

Kita akan memulai pembahasan ini dengan mengenal terlebih dahulu apa yang disebut shift kerja karyawan. Shift kerja karyawan merupakan suatu kebijakan perusahaan yang membagi jam kerja karyawan ke dalam beberapa sesi dalam 24 jam. 

Kebijakan shifting ini biasanya dilakukan oleh beberapa jenis perusahaan atau instansi yang diwajibkan untuk tetap beroperasi secara optimal selama 24 jam penuh. Peraturan mengenai kebijakan shifting telah diatur secara resmi dalam Undang-undang nomor 13 tahun 2003. 

Kepmenakertrans nomor 233 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan secara Terus-Menerus pasal 2 dan 3 ayat (1) menyebutkan bahwa:

Pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan, pelayanan transportasi, usaha pariwisata, jasa pos dan telekomunikasi, penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih, dan penyedia bahan bakar minyak dan gas bumi, usaha  swalayan, media massa, pengamanan, konservasi, dan pekerjaan apabila berhenti dapat mengganggu proses produksi dapat dipekerjakan pada hari libur resmi sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dan pengusaha”.

Menurut undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, P\perusahaan berwenang untuk mengatur shift kerja melalui surat perjanjian kerja, peraturan perusahaan, maupun peraturan kerja bersama, dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Apabila jam kerja perusahaan dibagi ke dalam 3 shift, maka durasi jam kerja maksimal ialah 8 jam per hari dan tidak boleh melebihi 40 jam per minggu.
  • Apabila karyawan bekerja lebih dari jam yang ditentukan oleh perusahaan, maka kelebihannya harus dihitung sebagai kerja lembur. 
  • Dalam jam kerja yang telah ditentukan per shift harus ada jam istirahat setidaknya 30 menit setiap 4 jam, dan hal tersebut tidak dihitung sebagai jam kerja. 
  • Pekerja perempuan yang berusia dibawah 18 tahun atau dalam keadaan hamil dilarang dipekerjakan antara pukul 11 malam hingga 7 pagi. 
  • Perusahaan harus memberikan asupan bergizi, menjaga kesusilaan, dan keamanan selama di tempat kerja, serta menyediakan antar jemput bagi pekerja perempuan yang bekerja atau pulang kerja di malam hari (antara pukul 11 malam hingga 5 pagi).

Adanya kebijakan shifting yang diberlakukan oleh perusahaan tentu saja membagi jam kerja karyawan sehingga nantinya akan ada pekerja yang kebagian melakukan kerja malam hingga pagi hari. 

Shift kerja malam yang diberlakukan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain mungkin berbeda, namun pola umumnya ialah mulai pukul 8 malam hingga 3 pagi atau mulai pukul 11 malam hingga 7 pagi. 

Para karyawan yang bekerja pada shift kerja malam pada perusahaan besar dan padat produksi biasanya akan mendapatkan rotating shift atau perubahan shift kerja pada jangka waktu tertentu. 

Pro dan Kontra Shift Kerja Malam

Keputusan beberapa perusahaan dalam memberlakukan kebijakan shifting dan menerapkan jam kerja malam sebenarnya masih banyak menuai pro dan kontra. 

Di satu sisi kebijakan tersebut dinilai menguntungkan perusahaan lantaran dapat beroperasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara penuh waktu (selama 24 jam). Selain itu, kebijakan shifting dan kerja malam juga membuka peluang kerja bagi para mahasiswa maupun pekerja paruh waktu yang memiliki kesibukan di pagi atau siang hari. 

Namun di sisi lain, shift kerja malam juga dianggap kerap kali menimbulkan masalah baik dari segi produktivitas kerja, seperti kesalahan input dan kecelakaan kerja, hingga masalah kesehatan karyawan yang diakibatkan oleh gangguan tidur. 

Salah satu jenis gangguan tidur yang sering dialami oleh para karyawan yang menjalankan shift kerja malam ialah shift work sleep disorder (SWSD). Dikutip dari halodoc.com, diperkirakan ada sekitar 10 sampai 40 persen pekerja shift mengidap SWSD. 

Shift Work Sleep Disorder (SWSD) adalah gangguan tidur yang biasanya dialami oleh orang yang bekerja di malam hari. Dilansir dari hellosehat.com, SWSD ditandai dengan munculnya gejala sebagai berikut:

  • Rasa mengantuk yang ekstrim pada saat bekerja
  • Insomnia pada jam-jam tertentu
  • Tidak merasa segar ketika bangun tidur dan mudah lelah
  • Gangguan konsentrasi
  • Mudah marah dan munculnya gejala depresi

Umumnya, SWSD diderita oleh para karyawan di malam hari disebabkan oleh gangguan sirkadian yang mengatur waktu tubuh untuk terjaga dan mengantuk, suhu tubuh, kadar hormon, rasa lapar, dan tingkat kewaspadaan seseorang. 

Dalam jangka panjang, SWSD dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker, kardiovaskular, gangguan saluran pencernaan, depresi, ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan, serta kelelahan dan gangguan konsentrasi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. 

Tips Menjaga Kesehatan bagi Pekerja Shift Malam

Shift kerja malam merupakan salah satu risiko pekerjaan yang tidak dapat dihindari maupun ditolak oleh setiap karyawa. Meski dalam praktiknya, banyak yang mengorbankan kesehatan, baik secara fisik maupun mental. 

Nah, jika kamu adalah salah seorang karyawan yang sering bertugas hingga larut malam atau melakukan shift kerja malam, berikut kami rangkum beberapa tips untuk menjaga kesehatanmu. 

1. Pastikan Cukup Istirahat

Salah satu permasalahan yang banyak dialami oleh para pekerja malam ialah kesulitan tidur di siang hari. Kurangnya jam istirahat di siang hari inilah yang menjadi penyebab menurunnya produktivitas kerja pada malam hari. 

Dampaknya kamu akan merasa lelah, mengantuk secara berlebihan pada jam kerja, susah fokus, hingga memicu peningkatan risiko terjadinya kecelakaan kerja.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kamu perlu memahami bahwa tubuh manusia memang pada dasarnya di program agar tertidur di malam hari atau pada kondisi minim cahaya dan suasana yang tenang. 

Ada beberapa tips yang dapat diterapkan agar tubuh kamu tetap memperoleh waktu istirahat yang ideal, yakni sekitar 7 hingga 9 jam per hari, antara lain:

  • Ciptakan suasana tidur yang nyaman, sebisa mungkin hening dan minim paparan cahaya.
  • Mulailah membentuk kebiasaan tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.
  • Usahakan agar tidak menggunakan handphone, laptop, atau menonton TV sebelum tidur karena efek blue light justru akan membuat kamu terjaga.

2. Konsumsi Makanan dan Minuman yang Bergizi

Selain memastikan agar memiliki waktu istirahat yang cukup, kamu juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Hal ini bertujuan agar tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang seimbang serta terhindar dari dehidrasi. 

Kamu boleh mengonsumsi kopi atau minuman lain yang mengandung kafein namun pastikan agar tidak terlalu banyak. Mengonsumsi minuman yang mengandung kafein dalam jumlah banyak akan membuat kamu terjaga lebih lama dan mengurangi jam istirahat yang diperlukan tubuh. 

Selain itu, hindari mengonsumsi alkohol karena kebiasaan tersebut akan membuat kamu merasa lelah secara berlebihan saat terbangun.  

3. Rutin Check-up Kesehatan

Frekuensi shift kerja malam sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan karyawan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi serta mengatur pola istirahat saja tidaklah cukup. 

Kamu perlu mengunjungi dokter untuk melakukan check up kesehatan baik secara fisik maupun mental. Dari hasil konsultasi dengan dokter maka kamu dapat mendeteksi penyakit sejak dini serta melakukan pencegahan melalui resep pengobatan dan pemberian daftar makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi. 

4. Tetap Aktif dan Produktif

Terakhir, agar kamu senantiasa terjaga pada saat melakukan shift kerja malam maka kamu perlu merencanakan hal-hal apa saja yang akan dikerjakan setiap harinya. Hal ini penting untuk mencegah kamu bengong atau tidak produktif pada jam kerja yang dapat memicu rasa kantuk. 

Jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan pada shift kerja malam memang tidak terlalu banyak dan tidak sepadat tugas-tugas karyawan pada shift pagi maupun siang hari. 

Kamu dapat mengatasi waktu luang yang ada dan menghindari munculnya rasa kantuk dengan menyelipkan kegiatan yang sekiranya membuat tubuhmu tetap aktif. Misalnya, pergi keliling gedung kantor, menata dokumen, atau memantau aktivitas pada divisi lain. 

Komitmen untuk bergabung dengan perusahaan terkadang memaksa kita agar mau mengorbankan diri tidak hanya bagi perusahaan melainkan juga pada kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa tertentu. 

Menjaga komitmen terhadap perusahaan memang suatu keharusan, namun menjaga kesehatan diri agar dapat memenuhi komitmen tersebut tak kalah penting. 

Yuk, tetap jaga kesehatan agar senantiasa produktif!

Baca Juga Artikel Lainnya: