lari pagi

Jangan Takut! Berikut Tips Tetap Kuat Lari Pagi Meski Sedang Berpuasa

No comments

Olahraga merupakan salah satu hal yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dokter menyarankan agar seseorang melakukan olahraga minimal dua sampai tiga kali seminggu. Hal ini tak lain bertujuan untuk menjaga kebugaran serta menghindarkan tubuh dari berbagai macam penyakit.

Nah, di antara berbagai jenis olahraga yang ada, lari pagi menjadi salah satu olahraga yang paling banyak diminati. Alasannya cukup simple, lari pagi bisa dilakukan di manapun dan kapanpun. Apalagi track untuk lari tak terbatas, kamu bisa melakukannya sambil menyusuri sepanjang jalan di lingkunganmu.

Lalu, bagaimana jika dalam kondisi berpuasa? Apakah olahraga tetap bisa dilakukan? Yup, jawabannya tentu bisa. Kamu hanya perlu mengatur waktu dan memilih jenis olahraga yang tak memberatkan. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari dehidrasi dan ancaman batal puasa karena berolahraga.

Lari pagi atau jogging pun menjadi salah satu rekomendasi olahraga yang bisa dilakukan saat berpuasa. Selain ringan, olahraga yang satu ini juga tak memberatkan. Energi yang dibutuhkan tak terlalu banyak, tapi manfaat yang didapatkan cukup maksimal karena hampir seluruh bagian tubuh ikut bergerak saat berlari. 

Agar lebih jelas lagi, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar tetap bisa melakukan jogging meskipun sedang berpuasa.

Lari Pagi Saat Berpuasa

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lari pagi atau jogging memang selalu menjadi alternatif olahraga yang cukup mudah dilakukan. Saat bulan puasa, jogging biasanya dilakukan menjelang buka puasa atau juga setelah tarawih. Tapi, jika ingin tetap melakukannya di pagi hari, bukan menjadi masalah asal memerhatikan beberapa hal di bawah ini.

1. Pastikan Cairan Tubuh Terpenuhi

Ketika berpuasa, tubuh akan banyak kehilangan cairan karena menahan lapar dan haus selama kurang lebih 12 jam. Itu sebabnya beberapa dari mereka yang berpuasa akan merasa lemas dan tak bersemangat. Karenanya, pastikan bahwa asupan cairan tubuh terpenuhi agar tubuh bisa tetap bekerja maksimal.

Apalagi jika kamu merencanakan tetap berolahraga di tengah kondisi puasa, maka akan sangat penting untuk memastikan bahwa tubuh telah benar-benar terhidrasi dengan baik. Jika tidak, maka kondisi seperti dehidrasi bahkan pingsan pun bisa terjadi akibat dari pembakaran kalori dalam tubuh serta lemahnya fisik akibat kekurangan cairan.

Untuk itu, kamu bisa menerapkan pola 2-4-2 ketika puasa demi memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Maksudnya, minum air putih 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat makan malam atau selesai tarawih, dan 2 gelas saat sahur. Dengan begitu, kebutuhan air putih tetap terpenuhi meskipun sedang berpuasa.

Selain itu, perbanyak konsumsi buah dan sayur saat berbuka maupun sahur. Hindari terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak maupun yang mengandung santan, karena bisa memicu rasa haus yang berlebihan.

2. Lakukan Stretching dan Cooling Down

Saat berolahraga, otot dalam tubuh akan dipaksa bekerja lebih keras dibandingkan biasanya. Itulah sebabnya, kamu perlu memberikan ‘sinyal’ kepada tubuh agar tak kaget dan bisa bersiap. ‘Sinyal’ tersebut bisa diberikan dengan melakukan stretching (peregangan) serta cooling down (pendinginan).

Stretching biasa dilakukan di awal sebelum berolahraga. Tujuannya adalah memberikan tanda pada tubuh bahwa akan mulai berolahraga. Gerakannya cukup sederhana, biasanya berupa peregangan otot selama 5-10 menit. 

Sebaliknya, cooling down bisa dilakukan setelah sesi olahraga berakhir. Kali ini tujuannya untuk memberikan sinyal pada tubuh bahwa olahraga telah selesai dilakukan. Caranya bisa dengan menurunkan ritme olahraga dan melakukan gerakan yang bisa melemaskan otot-otot.

Kedua hal tersebut penting dilakukan karena selain memberikan sinyal pada tubuh, bisa juga mengurangi kemungkinan cedera saat berolahraga. Untuk contoh gerakannya, kamu bisa mencari tahu dan mempelajarinya di internet, ya!

3. Bernapas Lewat Hidung

Saat berlari, sebagian orang lebih memilih bernapas melalui mulut. Alasannya, bisa lebih leluasa dan terasa lebih ‘lega’. Tapi, saat dilakukan dalam kondisi berpuasa, cara ini tidak dianjurkan.

Hal ini karena bernapas lewat mulut bisa menyebabkan lebih mudah lelah. Asupan oksigen yang masuk ke dalam tubuh diolah secara bersamaan dengan aktivitas fisik yang sedang dilakukan. Akibatnya, terjadi ketimpangan yang menyebabkan tubuh harus bekerja dengan ekstra keras.

Itulah sebabnya saat berlari dalam kondisi berpuasa, lebih dianjurkan untuk bernapas melalui hidung. Selain konsistensi oksigen yang masuk cukup stabil, cara ini juga bisa membantu mencegah otot kekurangan asupan oksigen yang bisa mengakibatkan nyeri perut.

Namun, meskipun bernapas melalui hidung, kamu tetap dianjurkan sedikit membuka mulut agar siklus oksigen yang masuk dan keluar bisa diproses secara maksimal.

4. Gunakan Sepatu Khusus

Nah, selain perlu mempersiapkan stamina dan kondisi tubuh yang fit, kamu juga harus mempersiapkan ‘alat tempur’ sebagai senjata utama saat berlari. Apa itu? Tentu saja sepatu. Ini penting dilakukan karena sepatu sangat berpengaruh pada performa seseorang ketika berlari.

Material pembuatan sepatu bisa sangat berpengaruh pada gerakan saat berlari. Begitu pun desainnya, bisa meningkatkan mood serta meningkatkan stabilitas penggunanya. Sepatu yang bagus bukan yang mahal harganya, tapi nyaman dan sesuai dengan kebutuhan.

Pilihlah sepatu yang sesuai dengan jenis lari yang kamu lakukan, seperti jogging, sprint, lari maraton, dan lain sebagainya. Pertimbangkan pula untuk medan yang dilalui, apakah aspal, alat treadmill, atau permukaan berbatu. Dengan begitu, kamu akan lebih maksimal dalam berolahraga karena menggunakan sepatu yang sesuai dengan fungsinya.

5. Postur Tubuh yang Benar

Selanjutnya, hal yang tak boleh luput dari perhatian saat berlari adalah postur tubuh. Jika postur tubuh tidak tepat, tak hanya menjadi cepat lelah tapi bahaya cedera bisa juga mengintai. Di antara bagian tubuh yang perlu diperhatikan posisinya adalah kepala, lengan, tangan, serta kaki.

Untuk kepala, pastikan posisinya tegak, tidak menunduk atau mendongak. Jika menunduk, oksigen yang masuk dan keluar melalui hidung menjadi sedikit terhambat sehingga menyebabkan mudah lelah serta napas ngos-ngosan

Selanjutnya untuk posisi lengan, usahakan menekuknya sampai 90 derajat. Gerakkan ke arah depan dan belakang sewaktu berlari agar tubuh menjadi seimbang dan meminimalisir kemungkinan terjatuh. Selain itu, posisi lengan juga memengaruhi ritme berlari karena keseimbangan lebih terjaga.

Saat berlari, posisi tangan yang benar adalah menggenggam santai atau terbuka. Hindari menggenggam terlalu kuat karena dapat mengganggu kenyamanan dan membuat otot menjadi tegang. 

Terakhir, agar dapat berlari dengan benar dan nyaman, kamu harus bisa memaksimalkan fungsi kaki sebagai tumpuan utama berat tubuh. Kontak telapak kaki dengan tanah harus sangat singkat, karena kedua kaki silih berganti bergerak. Menggunakan kaki bagian depan sebagai tumpuan tidaklah salah, tapi sebagian besar pelari profesional justru menggunakan tumit untuk mendarat saat berlari.

 6. Jangan Berlebihan

Manfaat lari pagi memang sangat banyak, tapi jika dilakukan tanpa perhitungan yang tepat serta terlalu berlebihan juga dapat membahayakan. Apalagi jika dilakukan saat berpuasa, kamu harus benar-benar selektif dan bijak. 

Lakukan jogging seperlunya dan sebisanya, karena poin utamanya adalah menjaga tubuh tetap bergerak aktif dan pembakaran kalori dalam tubuh tetap terjadi. Jangan mengejar target yang terasa memberatkan. Memaksa tubuh melakukan sesuatu yang berat saat puasa dapat mengakibatkan hal buruk seperti dehidrasi dan kelelahan. 

Apalagi jika kamu sampai meningkatkan target jarak tempuh sesuka hati. Ingat, kenaikan jarak tempuh hanya boleh sebanyak kurang dari 10 persen setiap minggunya. Karenanya, tubuh juga perlu penyesuaian terhadap aktivitas fisik rutin yang dilakukan.

Sebaiknya, kamu kenali terlebih dahulu kondisi tubuh. Pasang target yang ringan, lalu pelan-pelan meningkat. Dengan begitu, kegiatan lari bisa terasa lebih menyenangkan serta manfaatnya pun bisa langsung dirasakan. 

Manfaat Lari Pagi Saat Puasa Tetap Maksimal, Asalkan Dilakukan dengan Benar

Nah, itulah enam tips yang bisa kamu terapkan ketika hendak berolahraga saat sedang berpuasa. Jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk tidak berolahraga, karena tubuh tetap butuh bergerak agar tak terjadi gangguan kesehatan yang berarti.

Intinya, kamu tetap harus selektif memilih jenis olahraga serta waktu melakukannya. Perhatikan pula ritme ketika berolahraga serta asupan nutrisi yang masuk agar olahraga dan puasa dapat dilakukan bersamaan. Selamat mencoba!

Baca Juga Artikel Lainnya: