Usaha Barang Rongsokan Jadi Peluang Bisnis, Begini Cara Memulainya

No comments

Pernahkah kamu mendengar tentang usaha barang rongkosan atau bisnis barang bekas? Di tangan seorang kreatif dan berjiwa bisnis, bahkan barang bekas dan rongsokan pun mempunyai nilai ekonomi yang bisa menghasilkan rezeki. 

Meski terdengar murahan, kumuh, atau tidak keren, nyatanya bisnis barang rongsokan bisa menghasilkan pundi-pundi uang tambahan. Bahkan, tak jarang, berbisnis barang rongsokan ini malah menghasilkan omset hingga ratusan juta. 

Notabene, jumlah ini lebih besar jika dibandingkan dengan berbagai bidang lainnya. Tak jarang, beberapa orang bahkan berhasil meraih income ratusan juta, membeli rumah, mempunyai beberapa gudang penampungan dan terus menjalankan bisnis di bidang ini dalam jangka waktu yang lama.

Dari Limbah dan Sampah Jadi Uang

usaha barang rongsokan

Gaya hidup yang konsumtif, hedonis dan boros bisa berdampak buruk bagi lingkungan hidup. Pasalnya, sampah dan limbah yang dihasilkan pun kian bertambah sebagai akibatnya. Tumpukan barang dan benda tak terpakai dari rumah tangga pun jadi makin banyak.

Meski terkadang masih bagus dan berfungsi, sejumlah barang akan dibuang lantaran dianggap sudah out of date alias ketinggalan zaman. Alhasil, benda yang sejatinya masih berfungsi dan layak pakai pun jadi terbuang. 

Namun, dengan adanya para pelaku usaha rongsokan, lingkungan pun dapat terselamatkan dari sampah berlebih. Limbah dan sampah seperti kaca, kaleng, plastik, kardus, besi, tembaga, kertas, kain, pakaian, dan lainnya pun bisa didaur ulang, dijual, dan menjadi berkah.

Terlebih, bisnis barang rongsokan atau barang bekas memungkinkan para pelakunya untuk membuka lapangan usaha. Dengan demikian, para pengusaha bisnis barang rongsokan atau bekas ini telah membantu sesama mencari nafkah, yaitu dengan mengupah mereka sebagai karyawan.

Cara Memulai Usaha Rongsokan

Untuk yang mau memulai usaha rongsokan dan bisnis barang bekas, berikut beberapa langkah untuk ditelaah dan selanjutnya dilakukan. Penasaran seperti apa? Berikut uraian selengkapnya.

1. Tentukan Terlebih Dahulu Fokus Peran dan Penjualanmu

Dalam berbisnis barang rongsokan, ada mata rantai yang tak lepas dari perputaran usaha di bidang ini. Mata rantai tersebut ialah pemulung, pengepul (penampung/ penadah) dan pembeli.

Pemulung ialah mereka yang menjadi pengendali distribusi sampah dari masyarakat. Berdasarkan jenisnya, terdapat pemulung dadakan, pemulung sambilan, dan juga pemulung profesional.

  • Pemulung dadakan: Untuk pemulung dadakan, memulung dan mengumpulkan barang rongsok bukanlah kegiatan utamanya. Mereka hanya akan mencari atau memulung barang bekas jika ada permintaan. Barulah kemudian barang tersebut dijual.
  • Pemulung sampingan: Adapun pemulung sambilan ditujukan bagi mereka yang intens kerap mencari dan memulung barang rongsok/ bekas. Namun, memulung bukanlah profesi utama dan hanya sampingan saja. Pemulung sampingan biasanya hanya akan memulung atau mengumpulkan benda yang bisa menghasilkan income dan mudah didapatkan.
  • Pemulung profesional: Karena pekerjaan utamanya adalah mencari, mengumpulkan dan memulung, maka pemulung golongan ini ialah yang mereka yang memang menjadikan pekerjaan ini sebagai profesinya. Biasanya, pemulung jenis ini akan mengumpulkan berbagai barang rongsok dan bekas dari sejumlah tempat. Misalnya, di mall, perumahan, perkantoran, dan juga TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Selanjutnya, apakah kamu akan lebih berfokus pada barang rongsokan yang bisa didaur ulang, atau barang bekas yang masih layak pakai untuk dijual pre-loved/ secondhand?

2. Bangun Jaringan

Mulailah membangun jaringan dari mata rantai yang telah diuraikan di poin pertama. Untuk yang hendak mengumpulkan berbagai barang bekas dari rumah tangga, kamu bisa mulai menyisir sendiri perumahan hingga menginformasikan diri sebagai pengepul. 

Pengepul sendiri ialah pihak penampung dan penadah barang yang berperan sebagai penghubung antara pemulung dan pembeli—baik secara individu dan juga perusahaan. Biasanya, pengepul yang juga merangkap penjual ini akan bekerjasama dengan pemulung dalam mencari barang rongsok dan barang bekas yang kondisinya masih layak untuk dijual. 

Untuk itu, pastikan kamu mengumpulkan dan membangun jaringan terkait mata rantai bisnis ini. Jalinlah kerjasama serta kemitraan yang baik dan saling menguntungkan dengan para pemulung, pengepul/penampung/penadah, dan pembeli. Dengan begitu, niscaya kelangsungan berbagai transaksi dengan untung besar pun bisa dipertahankan dalam jangka waktu lama.

3. Pilih Gudang Penampungan di Lokasi Strategis

Temukan lahan dan atau ruangan kosong untuk tempat penyimpanan sementara dari barang bekas dan rongsokan. Di gudang itu, kamu bisa menyimpan, menyortir barang rongsok dan bekas untuk kemudian dipilih plus dibersihkan. 

Untuk memudahkan kinerja karyawan dan kunjungan calon pembeli, pastikan gudang dan tempat penyimpanan ini terletak di lokasi yang strategis. Lokasi yang strategis akan lebih mudah untuk dicapai dan diakses baik oleh orang maupun kendaraan.

Jadi, akan lebih baik lagi jika penampungan terletak di pinggir jalan raya. Alhasil barang rongsokan pun dapat lebih mudah untuk diangkut oleh pembeli. Para pemulung dan mitra bisnis yang lain pun bisa dengan mudah drop barang bekas di tempatmu.

Adapun berdasarkan golongannya, pembeli dapat dikategorikan ke dalam dua jenis:

  • Pembeli perusahaan industri: Biasanya, mereka membeli berbagai barang rongsokan dalam jumlah besar. Nantinya, barang bekas tersebut akan digunakan untuk kepentingan bisnisnya, seperti kertas dan besi bekas hingga plastik pet, dsb. Barang-barang bekas tersebut kemudian dapat didaur ulang dan diolah menjadi barang yang benar-benar baru.
  • Pembeli secara perorangan: Umumnya, pembeli individual ini membeli barang rongsok atau bekas dari pengepul dengan kuantitas satuan (secara eceran). Contohnya seperti sparepart, sepatu bekas, alat musik bekas, buku bekas, dll.

Makin berkembang usaha rongsokanmu, makin besar lahan dan gudang yang perlu disiapkan untuk menampung berbagai barang.

4. Penyortiran Barang

Proses penyortiran dalam bisnis barang rongsokan menjadi salah satu faktor utama agar usaha ini dapat berjalan sukses. Memilih dan memilah benda perlu dilakukan agar barang rongsok yang sudah ada tak tercampur. Dengan begitu, kamu pun akan jadi lebih mudah sewaktu menjualnya.

Untuk klasifikasinya, bedakan menjadi dua kategori. Ada barang rongsokan yang dapat didaur ulang, seperti kertas, bahan kaleng, plastik pet, besi tua dll. Sementara itu, barang rongsokan yang masih layak pakai antara lain seperti peralatan elektronik, produk fashion hingga buku-buku bekas.

Pisahkan barang rongsok yang bekas pakai dari benda-benda yang hendak didaur ulang. Bersihkan barang yang akan dijual kembali agar calon pembeli lebih berminat dan mereka pun puas bermitra denganmu.

5. Periksa Kembali Kondisi Barang dan Sesuaikan Harga Jualnya

Seringnya, barang bekas atau rongsokan akan didapatkan dalam kondisi yang ala kadarnya saja. Namun, sebagai pengepul dan penjual, kamu tak hanya perlu melakukan penyortiran, tapi juga memantau kualitasnya sebelum barang bekas tersebut ditawarkan kepada calon pembeli. 

Misal, jika menampung barang bekas branded, pastikan kamu sudah merapikan dan membersihkan noda atau kotoran yang mungkin menempel di permukaannya. Langkah ini bisa meningkatkan nilai jual atau banderol harga dari barang bekas yang akan dijual. 

Demikian juga jika mengelola barang rongsok untuk daur ulang. Calon pembeli pun otomatis akan sangat terbantu lantaran tak perlu lagi membersihkan barang yang hendak didaur ulang/diolah kembali.

Selain itu, hindari menjual barang rongsok dengan harga terlalu mahal atau tak sesuai kualitasnya.

6. Persiapkan Alat Bantu dan Karyawan

Hal lainnya yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis barang rongsokan ialah beberapa alat bantu. Timbangan, mesin pemotong plastik hingga kantong plastik untuk mengemas akan dibutuhkan.

Demikian juga dengan kehadiran beberapa karyawan untuk membantumu menyortir dan mengangkut barang, menjaga gudang, serta melakukan perhitungan. Bantuan beberapa karyawan dapat mengoptimalkan kelangsungan usaha rongsokan yang dijalankan. 

Makin besar usaha yang dijalankan, makin banyak juga jumlah karyawan yang dibutuhkan.

7. Optimalkan Promosi di Media Sosial

Selain menaruh plang informasi di gudang dan sekitar tempat penampungan, kamu pun bisa melakukan promosi dengan lebih maksimal. Beritahukan terlebih dahulu kepada orang-orang terdekat seperti keluarga, rekan, teman, kerabat dan tetangga. Siapa tahu mereka pun bisa memasok barang rongsokan dan bekas yang dibutuhkan atau menjadi pembeli eceran.

Tak lupa, optimalkan kelangsungan bisnismu ini dengan promosi gencar di media sosial. Manfaatkan keberadaan media sosial dan internet untuk berjualan barang rongsok dan bekas dengan maksimal. Terutama, jika barang yang dijual termasuk kategori bukan yang untuk didaur ulang.

Jajakan di media sosial, marketplace, forum, hingga blog untuk mengundang calon pembeli dan pelanggan. Sertakan juga foto asli serta deskripsi barang yang akan dijual dengan jelas. Dengan demikian, niscaya bisnis barang rongsokanmu bisa berjalan lancar.

Usaha Barang Rongsokan Menjadi Peluang di Indonesia

Kehidupan yang konsumtif membuat kita menumpuk barang di rumah atau bahkan cenderung untuk dibuang. Pastinya hal ini tidak hanya dilakukan oleh satu dua orang saja. Jika satu orang saja memiliki barang bekas yang cukup banyak, bayangkan jika se-Indonesia melakukan hal yang sama.

Melihat banyaknya barang bekas yang ada di Indonesia, ini menjadi potensi untuk dijadikan bisnis. Jika ingin merintih usaha barang rongsokan, pastikan kamu mengikuti berbagai tips di atas, ya!

Download App Indodana Sekarang!

Baca Juga Artikel Lainnya: