12 indikator keluarga sehat

12 Indikator Keluarga Sehat, Apa Saja?

No comments

Setiap orang tentunya berharap dirinya dapat tumbuh dan berkembang dalam suatu keluarga yang sehat. Oleh sebab itu, penting bagi masing-masing pribadi untuk mengambil peran guna menciptakan keluarga yang sehat. 

Mengapa demikian? Karena keluarga yang sehat merupakan kunci penting dalam menghasilkan penerus bangsa yang cemerlang dan berkualitas.

Untuk alasan tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyusun 12 indikator keluarga sehat sebagai acuan bagi masing-masing keluarga dalam mewujudkan keluarga yang sehat. 

Adapun keluarga sehat sebenarnya merupakan bagian dari program Kementerian Kesehatan yang disebut Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Indikator keluarga sehat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016.

Indikator keluarga sehat terbagi menjadi 5 (lima) kategori, antara lain: 

  • Program gizi juga kesehatan ibu dan anak;
  • Pengendalian penyakit menular dan tidak menular;
  • Perilaku sehat masyarakat;
  • Rumah dan lingkungan yang sehat; dan
  • Kesehatan jiwa.

12 Indikator Keluarga Sehat

1. Mengikuti Program Keluarga Berencana

“Dua anak cukup”, slogan tersebut pasti sudah sering kamu dengar, bukan? Ya, slogan tersebut memang bertujuan untuk mempromosikan program keluarga berencana (KB). 

Keluarga Berencana adalah program yang ditujukan untuk membatasi angka kelahiran, sekaligus mematahkan stigma “banyak anak banyak rejeki” yang sudah terlanjur berkembang di kalangan masyarakat. Mengapa demikian? 

Karena tingginya angka kelahiran seringkali justru diakibatkan oleh hamil yang tidak direncanakan sehingga berdampak terhadap peningkatan risiko kematian ibu dan bayi serta penurunan kesejahteraan keluarga. 

Tak hanya itu, tingginya angka kelahiran seringkali tidak dibarengi dengan pola asuh yang optimal dan persediaan air susu ibu (ASI) yang cukup. Akibatnya, perkembangan anak menjadi terganggu. 

Dengan adanya program keluarga berencana, maka risiko kematian ibu dan bayi dapat dicegah, pola asuh anak menjadi lebih optimal, dan anak-anak mendapatkan hak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat. 

2. Setiap Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Sebelumnya telah disinggung mengenai risiko kematian ibu dan bayi pada saat persalinan. Memang, persalinan identik dengan risiko kematian bagi ibu maupun bayi. 

Namun, tahukah kamu kalau risiko tersebut akan meningkat saat ibu hamil tidak mendapatkan pertolongan medis yang memadai selama proses persalinan berlangsung? 

Hal tersebut dikarenakan pada saat proses persalinan, terdapat beragam situasi yang mungkin berdampak terhadap kondisi persalinan. Seperti hipertensi, ibu pingsan, dan sebagainya. 

3. Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

Bayi yang baru lahir memiliki kondisi imun yang lemah. Oleh karena itu, selain membutuhkan makanan yang bergizi yakni asupan ASI, bayi juga perlu mendapatkan imunisasi. 

Kesadaran ibu mengenai pemberian imunisasi dasar yang lengkap akan membantu pencegahan penyakit yang dapat berakibat fatal bagi bayi. 

4. Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif

Selain imunisasi, bayi juga memerlukan asupan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan mereka. ASI merupakan makanan eksklusif yang sesuai dengan kebutuhan bayi. 

ASI mengandung nutrisi yang membantu melindungi bayi dari penyakit sekaligus mendukung perkembangan otak dan tubuhnya secara optimal. Sehingga anak menjadi sehat dan cerdas. 

5. Balita Wajib Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan

Selain bayi, balita juga berisiko terhadap berbagai penyakit. Oleh karena itu, kamu harus secara rutin membawa anakmu yang berusia balita ke posyandu, puskesmas, atau rumah sakit terdekat. 

Tujuannya adalah untuk menimbang berat badan anak secara berkala hingga ia berusia 5 tahun. Hal ini akan membantumu dalam mendeteksi penyakit maupun kelainan yang diderita anak sejak dini.

Semakin dini dokter mendeteksi keberadaan penyakit atau kelainan yang diderita anak, semakin cepat pula penanganan medis dapat diberikan. 

6. Penderita TBC Mendapatkan Pengobatan yang Sesuai dengan Standar

Tahukah kamu, tuberkulosis paru atau TBC merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab tingginya angka kematian di dunia?

TBC adalah salah satu penyakit menular dengan beberapa gejala seperti:

  • Batuk yang tidak berhenti selama lebih dari tiga minggu.
  • Batuk berdarah.
  • Sesak nafas.
  • Keringat dingin.
  • Berat badan turun secara drastis.

Penderita harus segera ditangani dengan benar. Karena jika tidak maka dapat menular ke orang-orang terdekat serta mengakibatkan kerusakan paru-paru yang parah. 

Oleh sebab itu, jika salah seorang anggota keluargamu menderita tuberkulosis maka jangan tunda keputusan untuk membawanya ke rumah sakit agar mendapatkan pengobatan sesuai standar prosedur.

7. Orang yang Menderita Hipertensi Melakukan Pengobatannya Secara Teratur

Hipertensi adalah penyakit kronis yang sering diabaikan lantaran gejalanya terlalu umum atau bahkan tidak memiliki gejala. Kendati demikian, hipertensi sering menjadi titik awal bagi penyakit-penyakit kronis lain yang kerap mengakibatkan kematian. Seperti, stroke dan serangan jantung. 

Oleh sebab itu, jika ada salah seorang anggota keluargamu yang menderita hipertensi maka ingatkan agar selalu hidup sehat dengan menjaga pola makan, tidur cukup, dan olahraga secara rutin. 

Selain itu, pastikan bahwa anggota keluargamu yang menderita hipertensi secara rutin melakukan kontrol ke dokter dan mengonsumsi obat jika perlu 

8. Orang yang Mengalami Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan

Sebenarnya gangguan jiwa merupakan penyakit yang dapat disembuhkan selama penanganannya tepat. Hanya saja, jarang ada orang yang bersedia merawat penderita gangguan jiwa atau bahkan sekadar membawanya ke pusat rehabilitasi mental di rumah sakit jiwa. 

Alih-alih mendapat pertolongan medis dan psikis, penderita gangguan jiwa umumnya justru dikucilkan atau lebih parah, ditelantarkan. Padahal dukungan keluarga sangat penting bagi penderita gangguan jiwa. 

Oleh sebab itu, jika kamu mendapati ada anggota keluarga yang mengalami perubahan emosi atau perilaku, segera bujuk dia untuk pergi ke psikiater agar mendapat diagnosa dan pengobatan yang tepat. 

9. Anggota Keluarga Tidak Ada yang Merokok

Rokok merupakan sumber segala penyakit, mulai dari paru-paru, hipertensi, hingga penyakit lain yang diakibatkan oleh beragam zat beracun yang terdapat di dalamnya. 

Bukan hanya perokok aktif, perokok pasif jauh lebih berisiko terserang penyakit. Oleh sebab itu, jika di dalam keluargamu ada yang masih merokok, jangan sungkan untuk membujuk dan membantu mereka agar berhenti merokok demi kesehatan mereka.

10. Keluarga Sudah Menjadi Anggota Jaminan Kesehatan Nasional

Selain kesehatan tubuh, kesehatan finansial juga perlu diperhatikan. BPJS Kesehatan merupakan solusi yang tepat bagi kamu dan keluarga saat sedang sakit. 

Dengan mendaftarkan diri sebagai anggota BPJS Kesehatan, kamu tidak perlu pusing lagi memikirkan masalah biaya saat anggota keluargamu harus mendapat perawatan di rumah sakit. 

11. Keluarga Dapat Mengakses Air Bersih

Air bersih merupakan sarana penting yang harus ada di setiap rumah untuk menjaga setiap anggota keluarga tetap bebas dari infeksi maupun paparan zat pencemar yang berbahaya bagi kulit.

Terdapat tiga kriteria air bersih yang perlu diketahui, yakni tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak memiliki rasa. 

Nah, untuk menjaga kebersihan air di dalam rumah, pastikan kamu menggunakan air bersih yang diperoleh dari sumber yang baik. Jangan gunakan air genangan maupun air yang tercemar oleh limbah.

Pastikan juga kamu membersihkan saluran maupun wadah penampungan air secara berkala untuk mencegah munculnya organisme, seperti cacing.

12. Keluarga Dapat Mengakses dan Menggunakan Jamban Sehat 

Pastikan kamu dan keluarga selalu buang air kecil dan besar pada toilet / jamban yang bersih. Selain membuat lingkungan lebih bersih, langkah ini juga membantu kamu agar terhindar dari infeksi bakteri. 

Menjaga kebersihan jamban juga merupakan hal yang tak kalah penting. Hal tersebut dikarenakan jamban adalah salah satu tempat yang banyak mengandung bakteri. 

Nah, itulah 12 indikator keluarga sehat menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Apakah keluarga kamu sudah memilikinya? Yuk, kita wujudkan keluarga sehat! Karena bangsa yang kuat lahir dari keluarga sehat. 

Baca Juga Artikel Lainnya: